Skip to content

WINDEDE.com

Menu
  • Home
  • Esai
  • Kontemplasi
  • Inspirasi
  • Perjalanan
  • Fotografi
  • Budaya
  • Politika
Menu

Hunting Foto yang Tak Kunjung Jadi

Posted on 5 November 2005

Sekadar Catatan Mudik Lebaran (4)

…catatan sebelumnya

Laut dan gunung adalah tempat favorit saya. Di Kalimantan, dari tempat tinggal, saya harus menempuh jalan darat dengan mobil selama lebih kurang 2 jam untuk bertemu laut. Gunung? Hanya setengah jam, namun itu pun bukan sebenar-benarnya gunung karena sesungguhnya hanya perbukitan biasa.

Di Sumbawa, saya menemukan gunung dan laut sekaligus secara bersamaan. Sore dan pagi adalah waktu yang sangat baik untuk hunting foto. Sayangnya, setelah empat hari di sini, saya tak kunjung sempat menyalurkan hobi fotografi. Foto-foto hanya saya dapatkan karena kebetulan saja.

Tengoklah lanskap laut dan perbukitan di atas. Itu foto saya jepret dalam perjalanan dari dermaga Kayangan ke Poto Tano. Bukit-bukit itu berjejer di sepanjang perjalanan. Keterbatasan lensa kamera membuat saya harus mengakali pemotretan dengan sequel frame. Dengan bantuan Photoshop, sedikitnya 7 foto sequel itu saya gabung menjadi sebuah lanskap yang menarik. (klik pada foto untuk melihat dalam ukuran lebih besar).

Dalam proses penggabungan foto memang ada sedikit masalah. Yakni sambungan setiap frame tidak balance. Penyebabnya adalah; pertama, saya memotret tidak menggunakan tripod, sehingga moving kamera hanya berdasarkan feeling. Kedua, saya memotret di atas ferry yang sedang berjalan. Sehingga sudut setiap frame pasti berubah mengikuti pergerakan ferry.

Saya ingat dulu pernah memotret dengan cara seperti ini ketika mendaki puncak gunung Kerinci di Jambi tahun 1999. Waktu itu, nyaris tak ada masalah dalam penggabungan foto kecuali posisi awan yang berubah. Maklum, jeda shuter antar-frame yang hanya beberapa detik sudah cukup memberi kesempatan kepada awan untuk bergeser.

Untungnya, sekarang teknologi digital sudah sangat baik. Meskipun sudut gambar sedikit berubah, editing di Photosop lumayan membantu. Termasuk memperbaiki tone langit dan laut yang pada frame awal lebih gelap daripada frame berikutnya.

Menjelang tiba di Poto Tano, saya menemukan lagi sebuah objek menarik. Yakni perkampungan nelayan di kaki bukit tak jauh dari dermaga. Saya tak sempat bertanya apa nama kampung itu. Tapi membayangkan mereka tinggal di sana betapa asyiknya. Setiap rumah menghadap laut dan membelakangi bukit. Bukankah itu adalah view yang paling banyak dicari?

Keluar dari ferry, perjalanan dari Poto Tano menuju kota Sumbawa Besar adalah perjalanan penuh objek menarik. Sepanjang sisi kiri jalan adalah pantai, mirip seperti jalur Pantura bila kita dari Jakarta menuju Jawa (emangnya Jakarta bukan Jawa? hehehe). Saya harus merelakan semua objek itu terlewatkan karena saya mengemudi sendiri. Kalau setiap objek menarik harus singgah, kapan sampai di tempat tujuan?

Saya sih meniatkan untuk khusus seharian hunting foto, karena memang banyak objek menarik di sini. Hanya saja, sampai hari ini rencana itu belum kesampaian. Saya hanya sempat jalan-jalan ke pantai dekat kota Sumbawa Besar dan memotret serpihan karang laut yang basah terkena gelombang. Saya potret tanpa flash dengan menggunakan modus makro.

Mudah-mudahan sore ini sempat jalan-jalan untuk meng-capture lebih banyak foto. Pada saatnya foto-foto itu akan saya upload di Galeri Foto Windede, khusus untuk Anda.

(4 Syawal 1426, …dari kampung Raberas, Sumbawa Besar Nusa Tenggara Barat)

[bersambung ke Ditutup dengan “Ngudit” dan “Nesek”]

Like & Share

6 thoughts on “Hunting Foto yang Tak Kunjung Jadi”

  1. Ping-balik: Ditutup dengan “Ngudit” dan “Nesek” at Windede dot Com
  2. Ping-balik: Sebuah Ritual bernama Gunting Bulu at Windede dot Com
  3. Jajay Wahyono berkata:
    6 Desember 2006 pukul 09:30

    Kalau mau bikin foto Merapi dari jalur tenggara dan Timur (jalur tidak begitu terkenal) silahkan ke Solo, aku sering bikin dokumentasi Merapi. Aku kenal juga beberapa ‘pegawai gunung’, relawan, kontak udara kontak darat radio amatir, pos pendakian, dll. AKu juga kenal sungai-sungainya. Aku antar dengan senang hati. Kebetulan aku juga menyenangi aktifitas ini selain main sepak bola.

    Balas
  4. thegrameza berkata:
    5 Juni 2008 pukul 18:29

    sebagai warga sumbawa yang lagi mrntau, bagi sya sumbawa te2p is the best

    Balas
  5. yudistira berkata:
    17 Juni 2008 pukul 02:02

    tana SAMAWA NONDA DUA………pang ate ta,tp sayang untuk sebuah kota yang bisa dikatakan berkembang saja masih meragukan.be apa boat ade tokal pang kursi gera nan gina????????le lalo ngeluet/ngkakadu ngeluet?

    Balas
  6. ade berkata:
    17 Juni 2008 pukul 19:13

    lamen no to satonang de ada ketokal nan,roa kelupa diri.tu beleng ke no to beleng sama2 susah seh.padahal tuk kabalong desa darat kita si

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

About

 

WinDede a.k.a Erwin D. Nugroho.

Anak kampung dari pelosok Kalimantan, bermukim dan beraktivitas di belantara Jakarta. Selain menulis dan memotret, jalan-jalan adalah kegemarannya yang lain.

My Book

My Youtube

https://youtu.be/2vSExaDnOTQ

My Instagram

Sesi foto keluarga, biar ada kenangannya... #eeeaa Sesi foto keluarga, biar ada kenangannya... #eeeaaaa
Si bungsu udah macam anak tunggal... Si bungsu udah macam anak tunggal...
Sesi foto tiga generasi... Sesi foto tiga generasi...
Baru terima nih official photos dari graduation du Baru terima nih official photos dari graduation dua pekan yg lalu. Harus diposting dong yak, hahaha...
Terima kasih Rektor UAI Prof. Dr. Ir. Asep Saefudd Terima kasih Rektor UAI Prof. Dr. Ir. Asep Saefuddin, M.Sc.
Bersama Dekan Fakultas Hukum UAI Dr. Yusup Hidayat Bersama Dekan Fakultas Hukum UAI Dr. Yusup Hidayat, S.Ag., M.H.
Sekali-sekali dapat predikat tertinggi selain ukur Sekali-sekali dapat predikat tertinggi selain ukuran badan hehe 😁
Alumni FH UAI angkatan 2018 👨‍🎓👩‍🎓 Alumni FH UAI angkatan 2018 👨‍🎓👩‍🎓
Alhamdulillah... Alhamdulillah...
Load More Follow on Instagram

My Tweets

    Sorry, no Tweets were found.

Arsip Blog

Posting Terakhir

  • Liburan Tipis-Tipis ke Singapura (2): Semakin Ramah bagi Turis Muslim
  • Liburan Tipis-Tipis ke Singapura (1): Tiket Pesawat Lebih Murah ketimbang Rute Domestik
  • Ogi, Amtenar Aktivis
  • Uji Bebas Covid-19
  • Nyetir Sendiri Keliling Eropa (4): Bebas Ngebut di Jerman, Taat Speed Limit di Prancis dan Belanda
  • Nyetir Sendiri Keliling Eropa (3): Semua Urusan Dikelola Mesin, Bisa Curang Tapi Tetap Patuh
©2025 WINDEDE.com | Design: Newspaperly WordPress Theme