Skip to content

WINDEDE.com

Menu
  • Home
  • Esai
  • Kontemplasi
  • Inspirasi
  • Perjalanan
  • Fotografi
  • Budaya
  • Politika
Menu

Google Translate, Lagi-lagi Google

Posted on 26 November 2008

Kemajuan ilmu pengetahuan tak hanya membuat manusia hidup dalam kemudahan, tetapi juga (cenderung) menjadi malas.

Dan, Google menambah “kemalasan” para pengguna internet dengan fitur baru; web terjemahan bahasa, Google Translate. Cukup ketik alamat web yang dituju, tak peduli bahasa apa aslinya web itu, bisa dibaca dengan bahasa apa yang kita suka.

Selama ini pengguna komputer mengenal Transtool, aplikasi penerjemah yang lazim dipakai sebagai mesin pembantu penerjemahan. Harus copy-paste teks yang hendak diterjemahkan ke aplikasi ini untuk memperoleh hasilnya. Itupun dengan hasil terjemahan yang super-berantakan. Kadang-kadang malah tak bisa dipakai jadi rujukan, saking melencengnya.

Hasil terjemahan Google Translate juga tidak (belum) sempurna. Maklum, sepandai-pandai mesin bekerja, ia tetaplah mesin. Tidak punya “rasa bahasa” samasekali. Untuk kosakata yang tidak standar, si mesin akan menyerah dan tetap menampilkan sebagaimana aslinya. Sementara kata dengan arti ganda bisa menghasilkan terjemahan yang multitafsir pula. Tetapi yang istimewa adalah Google Translate bisa menerjemahkan langsung sebuah web tanpa harus kita copy-paste teks-nya. Si mesin dengan otomatis men-translate seluruh teks di dalam web sehingga blog berbahasa Indonesia bisa menjadi blog berbahasa Inggris dibuatnya.

Untuk sekadar bersenang-senang mesin ini juga asyik. Tengoklah bagaimana jadinya blog Anda bila tampil dalam bahasa Arab, China atau Rusia. Atau betapa sok pandainya kita ketika di waktu senggang asyik membaca-baca web berbahasa asing, tanpa harus dipusingkan dengan keasingan bahasa itu karena sang penerjemah ajaib menampilkannya di hadapan kita dengan bahasa yang kita mengerti.

Inilah dahsyatnya ilmu pengetahuan. Penemuan-penemuan teknologi terbaru kerap melampaui akal manusia kebanyakan. Di bidang apapun dan di tengah ketidakmungkinan seperti apapun. Siapa menyangka hari ini kita bisa ngobrol dengan sesama manusia di belahan bumi mana saja, realtime tanpa jeda. Sesuatu yang dulu dimimpikan pun tidak oleh manusia dengan peradaban berkirim surat lewat bantuan burung merpati.

Siapa mengira hari ini kita bisa pergi ke pulau terjauh hanya dalam hitungan jam, menembus batas negara dan perbedaan waktu, jauh lebih cepat dari apa yang pernah dilakoni manusia yang pada peradabannya dulu telah menganggap istimewa bepergian dengan kereta kuda.

Hidup memang jadi lebih mudah, meski dalam beberapa hal membuat kita menjadi malas. Untuk apa repot menerjemahkan kata demi kata, kalau ada mesin yang bisa mengerjakannya dalam hitungan satu kali klik, dan kita tinggal merapikan sedikit di beberapa bagian bila memerlukannya.

Dulu, untuk janji bertemu kawan, kita bisa bikin appointment yang detil, di mana bertemu, jam berapa dan menit ke berapa, lalu demi tepat waktu tiba di tempat yang disepakati sepuluh menit sebelumnya. Sekarang, meski sudah janjian, kita masih sibuk pakai SMS; “di mana posisi?”, lalu si kawan menjawab, “masih otw,” dan kita dengan sok kelebihan pulsa menjawab lagi, “ok deh…”

Di awal-awal mengenal internet, saya bangga sekali bisa berselancar dengan modem besar men-dial up nomor ISP dari komputer kantor. Karena di satu kantor dengan penghuni lebih dari 20 orang hanya ada satu komputer yang berfasilitas modem, maka aktivitas browsing dan berkirim-kirim email harus dilakukan bergantian. Itupun setelah semua urusan kantor yang berhubungan dengan internet selesai.

Sekarang, bukan saja tak pernah lagi bersentuhan dengan komputer desktop (PC), laptop pun sudah lebih sering tersimpan di backpack karena semua kebutuhan berinternet sudah terpenuhi oleh gadget di genggaman tangan – yang lantas menghasilkan kemalasan lain lagi: malas meng-update blog ini karena malas buka laptop, dan lebih gemar ber-mobile blogging dengan posting cukup satu dua kalimat pendek.

Google, ya, lagi-lagi Google. Raksasa internet dari Sillicon Valey ini benar-benar menguasai sebagian besar hidup masyarakat dunia di jagat maya. Boleh periksa fitur apa yang Anda perlu, semua tersedia. Hanya dengan satu ID kita bisa menikmati semua layanan gratis: google earth, google desktop, google hosted, google doc, google calendar, dan perangkat kerja lengkap di google apps. Mau koleksi foto? Google punya Picasa. Mau beriklan atau cari duit dari iklan? Ada google ads. Mau email tanpa batas? Ada google mail. Ah, jadi seperti promosi google nih. Pendek cerita, inilah zaman baru peradaban manusia, di mana segala hal jadi lebih mudah.

Masalahnya, apa dengan segala macam kemudahan era modern ini hidup komuni manusia menjadi lebih baik? Mudah-mudahan saja. ***

Like & Share

13 thoughts on “Google Translate, Lagi-lagi Google”

  1. Seggaf berkata:
    27 November 2008 pukul 07:46

    di masa mendatang, jangan2 entar kalau kita kehilangan kunci rumah pun kita bakalan nyari di google. Keyword : Kunci Rumah Seggaf 😀 😀

    Balas
    1. hanari berkata:
      22 September 2013 pukul 16:34

      hehehe…bisa aja.

      Balas
  2. sandi berkata:
    27 November 2008 pukul 23:37

    seggaf, agar kunci rumah ente gampang nyarinya kalo hilang, gantungin aja “gantungan Hp”. jadi, begitu keselip, tinggal di-miscall, heheee 🙂

    Balas
  3. Iman Brotoseno berkata:
    28 November 2008 pukul 12:41

    kita tunggu versi Braile – why not ? he he

    Balas
  4. Noorlatifah berkata:
    29 November 2008 pukul 20:25

    wah, tambah menarik lg nich pak.

    Balas
  5. luigi pralangga berkata:
    1 Desember 2008 pukul 04:22

    Memang si gugel ini semakin melancarkan jurus-jurus jitu dalam mempermudah kehidupan dan interaksi digital kita… kesemuanya kedepan dapat membuat ‘cyber-profile’ kita lengkap ada dalam database mereka.. sebuah langkah yang sangat jauh strategis, bukan? 😀

    Balas
  6. Puput berkata:
    9 Desember 2008 pukul 10:26

    “Masalahnya, apa dengan segala macam kemudahan era modern ini hidup komuni manusia menjadi lebih baik? Mudah-mudahan saja”

    Aamin ^^

    Balas
  7. ade adran syahlan berkata:
    17 Desember 2008 pukul 21:19

    Berkunjung bos. Kok jarang postingan sekarang ya. Dah sibuk kali di JPNN.com. Tapi belum ada gebrakannya nih seperti yang disampaikan di aula pembangkit listrik milih Pak Dahlan itu. Saya tunggu nih gebrakan jpnn.com nya…

    Balas
  8. randu alamsyah berkata:
    20 Desember 2008 pukul 16:20

    bener-bener tyh si gogel. Bikin orang malas aja. Salam Pak. Blognya bagus.

    Balas
  9. erwin berkata:
    21 Desember 2008 pukul 07:01

    horreeee… slamat buat GOOGLE…
    emang masa depan kita bakalan enak… mudah banget…

    Balas
  10. ogi fajar nuzuli berkata:
    11 Januari 2009 pukul 01:31

    Yach begitulah kemajuan yang telah dicapai dunia, lalu kita gimana?

    Balas
  11. marwanti berkata:
    11 Januari 2010 pukul 15:56

    dulu aku bego bhs inggris sekarang yach lumayanlah…..kalo ada yg kirim pake bhs inggris langsung deh buka tuh mas gogieeee……jadi deh….so what gitu lhoh….? tengs deh gogie q…..

    Balas
  12. deck railings berkata:
    9 Juni 2011 pukul 05:16

    A powerful share, I simply given this onto a colleague who was doing just a little similar analysis on this. He in fact purchased me breakfast because I found it for him.. smile.

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

About

 

WinDede a.k.a Erwin D. Nugroho.

Anak kampung dari pelosok Kalimantan, bermukim dan beraktivitas di belantara Jakarta. Selain menulis dan memotret, jalan-jalan adalah kegemarannya yang lain.

My Book

My Youtube

https://youtu.be/zE0ioByYHhs

My Instagram

windede

Sesi foto keluarga, biar ada kenangannya... #eeeaa Sesi foto keluarga, biar ada kenangannya... #eeeaaaa
Si bungsu udah macam anak tunggal... Si bungsu udah macam anak tunggal...
Sesi foto tiga generasi... Sesi foto tiga generasi...
Baru terima nih official photos dari graduation du Baru terima nih official photos dari graduation dua pekan yg lalu. Harus diposting dong yak, hahaha...
Terima kasih Rektor UAI Prof. Dr. Ir. Asep Saefudd Terima kasih Rektor UAI Prof. Dr. Ir. Asep Saefuddin, M.Sc.
Bersama Dekan Fakultas Hukum UAI Dr. Yusup Hidayat Bersama Dekan Fakultas Hukum UAI Dr. Yusup Hidayat, S.Ag., M.H.
Sekali-sekali dapat predikat tertinggi selain ukur Sekali-sekali dapat predikat tertinggi selain ukuran badan hehe 😁
Alumni FH UAI angkatan 2018 👨‍🎓👩‍🎓 Alumni FH UAI angkatan 2018 👨‍🎓👩‍🎓
Alhamdulillah... Alhamdulillah...
Load More Follow on Instagram

Arsip Blog

Posting Terakhir

  • Ogi, Amtenar Aktivis
  • Uji Bebas Covid-19
  • Nyetir Sendiri Keliling Eropa (4): Bebas Ngebut di Jerman, Taat Speed Limit di Prancis dan Belanda
  • Nyetir Sendiri Keliling Eropa (3): Semua Urusan Dikelola Mesin, Bisa Curang Tapi Tetap Patuh
  • Nyetir Sendiri Keliling Eropa (2): Sewa Mobilnya Murah, tapi Parkir Mahal dan Susah
  • Nyetir Sendiri Keliling Eropa (1): Bebas Pilih Destinasi, Biaya hanya Seperempat Paket Wisata
©2023 WINDEDE.com | Design: Newspaperly WordPress Theme