Skip to content

WINDEDE.com

Menu
  • Home
  • Esai
  • Kontemplasi
  • Inspirasi
  • Perjalanan
  • Fotografi
  • Budaya
  • Politika
Menu

Menikmati Indonesia Kecil di Victoria Park

Posted on 5 September 2007

Di tengah gegap gempita Hong Kong, sekumpulan orang Indonesia membentuk komunitas di negeri megapolitan itu. Mencipta Indonesia kecil di antara keterasingan kaum urban.

TKW Indonesia, modis-modis. 

MINGGU pagi yang cerah. Sama seperti akhir pekan sebelumnya, Sri Ningsih, 24 tahun, bergegas turun dari apartemen majikannya di lantai 21 sebuah bangunan pencakar langit di daerah North Point, Hong Kong. Berbekal sebotol air mineral dan sepotong roti jatah sarapan, Ningsih berjalan menyusuri Hong Kong yang hangat menuju stasiun MTR (mass transit railway) terdekat. Kereta cepat bawah tanah itu memang merupakan public transport yang mudah dan murah dan jadi moda transportasi favorit penduduk Hong Kong selain bus dan tram.

“Sudah janjian sama teman, ada yang ulang tahun hari ini,” kata gadis asal Jember, Jawa Timur itu. Dari stasiun MTR North Point, Ningsih harus melewati dua stasiun, Fortress Hill dan Tin Hau, sebelum sampai di stasiun MTR Causeway Bay. Di daerah inilah, Victoria Park, sebuah taman seluas 4 hektare, menjadi tujuannya.

Santai lesehan sambil makan-makan.Bagi warga Indonesia di Hong Kong, tak ada kawasan sepopuler Victoria Park, apalagi di akhir pekan. Inilah tempat ribuan tenaga kerja Indonesia, sebagian besarnya wanita (TKW), berkumpul setiap Minggu, hari di mana para majikan di Hong Kong wajib meliburkan pekerja rumah tangga mereka. “Seperti pulang kampung,” kata Ningsih, yang sudah 4 tahun bekerja di negeri bekas koloni Inggris itu.

Rasa “di kampung halaman” itulah yang dikejar ribuan TKW, sehingga mereka berdatangan dari seluruh penjuru negeri kepulauan tersebut. Sebagian besar berasal dari Hong Kong Island sendiri, sebagiannya lagi datang dari Kowloon, New Territories dan Lantau Island. Maka, selama seharian setiap Minggu, Victoria Park benar-benar menjadi “kampung Indonesia”.

Macam-macam aktivitas dilakukan orang Indonesia di taman hijau yang juga terdapat sejumlah sarana olahraga publik ini. Salah satu yang rutin adalah arisan antar-TKW. Kemudian bercengkerama sambil memasak penganan khas Nusantara. Mereka juga bertukar kisah, saling curhat, lantas membuat rencana jalan-jalan ke tempat wisata yang banyak tersebar di Hong Kong.

Sadar bahwa ribuan orang Indonesia berkumpul setiap akhir pekan di taman ini, sebagian TKW juga memanfaatkan pesta sepekan sekali itu dengan bikin usaha sampingan. Ada yang membuka jasa pijat tradisional. “Lumayan, buat menghilangkan penat setelah semingguan bekerja,” kata Yuniarti, seorang TKW yang mengaku rutin dipijat tiap Minggu. “Tapi khusus perempuan lho, Mas,” katanya buru-buru. Tempat pijatnya ya di taman itu, hanya bertutup payung dan selembar kain.

Dilarang duduk, tapi boleh gelar tikar. 

TKW lainnya memilih berjualan makanan dan minuman khas Indonesia. Dari yang ringan seperti es cendol dan onde-onde, sampai yang agak berat semacam nasi kuning dan nasi rames. Semua dikemas sederhana supaya mudah membawanya. Dijual cukup murah, di kisaran 10 HKD (lebih kurang Rp 12 ribu). Sebagai gambaran, beberapa warung makan Indonesia yang ada di Causeway Bay mematok seporsi makanan dengan harga 30-50 HKD. Lebih mahal sampai lima kali lipatnya.

Hong Kong memang menjadi negeri mimpi bagi banyak TKW Indonesia. Dibandingkan bekerja di Singapura, Malaysia atau Arab Saudi, di Hong Kong kehidupan TKW jauh lebih manusiawi. Selain gajinya lumayan, 4.000-5.000 HKD per bulan (di atas Rp 5 juta), mereka juga mendapat kebebasan sosial. Itulah sebabnya komunitas TKW di Hong Kong sangat hidup dengan beragam aktivitas. Beda dengan Malaysia atau Arab Saudi, di mana TKW Indonesia di sana lebih sering terkurung di rumah saja.***

Like & Share

13 thoughts on “Menikmati Indonesia Kecil di Victoria Park”

  1. Ersis W. Abbas berkata:
    6 September 2007 pukul 04:32

    Waduh foto bersandarnya para TKW tu … kalau digandenkan dengan foto beberapa kawan di Senai Airpot Johor Bahru … lebih sarkartis kayaknya

    Balas
  2. unai berkata:
    6 September 2007 pukul 10:03

    wah saya maulah jadi TKW di sana 😛

    Balas
  3. devie berkata:
    6 September 2007 pukul 10:33

    kok ya pesannya pake bahasa Indonesia ya? bahasa Indonesia dah jadi bahasa ketiga kali di hongkong.

    -ndak di Indo ndak di Hongkong, peringatan cuman jadi pajangan aja. dasar!-

    Balas
  4. didats berkata:
    6 September 2007 pukul 20:11

    wah, layak dikunjungi kayaknya hongkong ini… 😀

    ayo mas, cerita2 lagi..

    Balas
  5. tukang ketik berkata:
    10 September 2007 pukul 21:56

    saya mau tuh jadi tki.
    gimana caranya yah?

    Balas
  6. ogi fajar nuzuli berkata:
    14 September 2007 pukul 12:15

    Yach…namanya juga perjuangan untuk hidup yang lebih baik …. hidup TKI!!!

    Balas
  7. imam mawardi berkata:
    25 September 2007 pukul 10:21

    adakah milis TKI yang di Hongkong atau di tempat lain, ingin tahu kondisi, mohon jika ada kirim ke kami

    Balas
  8. rani berkata:
    27 September 2007 pukul 05:52

    pada kenal bu Katinem gak? warung malang … ?

    Balas
  9. Adel berkata:
    8 Oktober 2007 pukul 01:18

    Mas, koq ga ngambil foto yayangku yah waktu kesana? 😀

    Balas
  10. mardharis mardiansyah berkata:
    18 November 2007 pukul 01:08

    bagi gw seorang tkw adalah pelindung bangsa indonesia….
    dialah seorang pahlawan masa depan yg kunjung henti2 nya menangis derita keringat mereka…..
    dharis deep jakarta indonesia

    Balas
  11. erning berkata:
    15 April 2008 pukul 00:00

    TEMAN-TEMAN…………
    SALAM KENAL
    SAYA ERNING DARI JAKARTA

    BULAN MEI SAYA MAUKE HONGKONG LIBURAN..
    SAYA INGIN SEKALI KETEMU ORANG INDONESIA DISANA

    SAYA TIDAK LAMA HANYA 3 HARI

    APA ADA YAG BISA BANTU SAYA

    ERNING
    0813 1020 1813 / 021 -70528521 /021-98976060
    EMAIL AKU YA : erning_sukses@yahoo.com / erning83@gmail.com

    Balas
  12. Mujahidah Makkah berkata:
    5 Juni 2009 pukul 18:07

    Bagi saya seorang muslimah, kayaknya gak berani dech ke negara non muslim untuk jadi TKW. Di samping makanan yang kebanyakan mengkösumsi yang haram jg fasilitas ibadah sangatlah susah.

    Balas
  13. jacks berkata:
    7 Oktober 2009 pukul 23:45

    Miftaul janaa iktn kumpul jg gk y d victoria park

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

About

 

WinDede a.k.a Erwin D. Nugroho.

Anak kampung dari pelosok Kalimantan, bermukim dan beraktivitas di belantara Jakarta. Selain menulis dan memotret, jalan-jalan adalah kegemarannya yang lain.

My Book

My Youtube

https://youtu.be/2vSExaDnOTQ

My Instagram

Sesi foto keluarga, biar ada kenangannya... #eeeaa Sesi foto keluarga, biar ada kenangannya... #eeeaaaa
Si bungsu udah macam anak tunggal... Si bungsu udah macam anak tunggal...
Sesi foto tiga generasi... Sesi foto tiga generasi...
Baru terima nih official photos dari graduation du Baru terima nih official photos dari graduation dua pekan yg lalu. Harus diposting dong yak, hahaha...
Terima kasih Rektor UAI Prof. Dr. Ir. Asep Saefudd Terima kasih Rektor UAI Prof. Dr. Ir. Asep Saefuddin, M.Sc.
Bersama Dekan Fakultas Hukum UAI Dr. Yusup Hidayat Bersama Dekan Fakultas Hukum UAI Dr. Yusup Hidayat, S.Ag., M.H.
Sekali-sekali dapat predikat tertinggi selain ukur Sekali-sekali dapat predikat tertinggi selain ukuran badan hehe 😁
Alumni FH UAI angkatan 2018 👨‍🎓👩‍🎓 Alumni FH UAI angkatan 2018 👨‍🎓👩‍🎓
Alhamdulillah... Alhamdulillah...
Load More Follow on Instagram

My Tweets

    Sorry, no Tweets were found.

Arsip Blog

Posting Terakhir

  • Liburan Tipis-Tipis ke Singapura (2): Semakin Ramah bagi Turis Muslim
  • Liburan Tipis-Tipis ke Singapura (1): Tiket Pesawat Lebih Murah ketimbang Rute Domestik
  • Ogi, Amtenar Aktivis
  • Uji Bebas Covid-19
  • Nyetir Sendiri Keliling Eropa (4): Bebas Ngebut di Jerman, Taat Speed Limit di Prancis dan Belanda
  • Nyetir Sendiri Keliling Eropa (3): Semua Urusan Dikelola Mesin, Bisa Curang Tapi Tetap Patuh
©2025 WINDEDE.com | Design: Newspaperly WordPress Theme