Â
Alhamdulillah, akhirnya blog ini tersentuh lagi. Setelah 40 hari berada di Tanah Suci, ditambah sepekan mengurusi macam-macam hal, saya bisa membuat posting lagi. Malam ini, saya menulis posting ini dari Balikpapan. Apa kabar Anda semua? Tentu baik-baik saja. Saya sedang membaca semua pesan serta komentar Anda dan baru sadar betapa banyak yang menyapa namun tak bisa saya sahuti.
Empat puluh hari bukanlah sebentar. Selama itu, selain melaksanakan ibadah haji, saya juga sebenarnya menulis cukup banyak catatan. Sayangnya, ketika di Tanah Suci, saya kesulitan mendapat akses internet yang nyaman untuk browsing. GPRS masih terlalu mahal. Sementara akses WiFi baru saya dapatkan ketika berada di Madinah dan Jeddah. Itu pun tak bisa setiap waktu karena hotspot yang gratisan berada di sebuah lorong dekat Masjidil Nabawi. Seandainya hotspot itu bisa tertangkap dari kamar penginapan, niscaya saya sudah memposting ini sejak dari Madinah.
Tetapi okelah. Terima kasih untuk semua pesan, termasuk doa-doa. Setelah posting ini saya akan memposting catatan-catatan saya satu per satu. Tentu dengan memilah catatan mana yang perlu saya tampilkan lebih dulu. Saya sendiri sedang menyusun catatan-catatan tersebut untuk menjadi sebuah buku. Judulnya Email dari Tanah Suci. Draft awal sudah selesai dan Anda bisa melihat rencana covernya di posting ini.
Sudah ada pembicaraan dengan salah satu penerbit yang memberi lampu hijau untuk menerbitkan buku ini. Namun, bila Anda kebetulan bekerja di penerbitan, atau syukur-syukur Anda adalah pengambil keputusan di penerbitan itu, saya membuka diri untuk bernegosiasi. Beberapa kawan yang saya sudah perlihatkan draft buku ini mengatakan content-nya cukup marketable. Yeah kali aja bisa best seller hehehe.
Saya sendiri sudah lama bercita-cita hendak menulis buku. Namun tak kunjung terwujud karena arsip tulisan-tulisan saya, meskipun banyak, memiliki tema yang berbeda-beda. Nah, catatan-catatan dari Tanah Suci ini memiliki tema yang seragam; segala hal ihwal dari Tanah Suci, yang ringan-ringan, bukan tulisan bertema agama yang saya sendiri merasa berat menuliskannya.
Doakanlah buku ini bisa segera dicetak dan beredar. Setidaknya bisa menambah koleksi perbukuan di Tanah Air. Catatan saya berlatar Makkah, Madinah dan Jeddah. Juga ada beberapa tulisan mengenai pelaksanaan haji serta persoalan yang mengemuka dalam pelaksanaan haji 1427 hijriyah.
Seperti Anda tau, persoalan paling mengemuka adalah soal terbengkalainya katering jamaah haji saat di Armina (Arafah Muzdalifah Mina). Saya, sebagai saksi mata sekaligus korban, menulis soal itu di buku ini. Tentu dari perspektif saya sebagai jamaah. Termasuk juga mengenai pemondokan/penginapan jamaah yang masih saja dikeluhkan.
Begitulah. Selamat bertemu kembali. Maaf karena saya belum sempat berkunjung ke blog Anda semua. Beberapa hari ke depan saya akan mengetuk pintu Anda dan menyapa. ***
Ass wr wb.
Oleh-olehnya mantap bos
Semoga segera terbit dan menjadi best seller
Semoga menjadi Haji Mabrur
Amin Ya Rabbal Alamin
saya pasti beli bukunya! hehehehe..
semoga mabrur yaa.. dan semoga saya bisa nyusul.. 🙂
semoga menjadi haji mabrurrrr.. selamat datang kembali..
Ass Wr Wb
kayanya buku itu punya pangsa pasar yang bagus,apalagi saya di beri dengan gratis he he he
Pak Haji,
kalo itu buku nanti terbit, saya pesen satu, berikut tanda tangan penulisnya. Makasih sebelumnya.
selamat! semoga cepat terbit ya 🙂
saya pesen satu juga ya Wak Haji, bonus tanda tangannya Wak Haji. 😀
Alhamdulillah apa yang dialami oleh sdr Dede selama 40 hari di tanah suci, juga saya alami. Kami sempat membagikan makanan di arafah, begitu tidak berharganya manusia hanya untuk berebut makanan jauh-jauh datang ke arafah, bayar lagi 30 jt. tapi itu semua memberikan pencerahan bagi diri saya, salam pak haji dede, semoga menajdi haji yan mabrur