Beberapa hari ini windede.com nyaris tak tersentuh. Pekerjaan membuat saya harus keliling ke beberapa kota. Salah satunya adalah trip menuju daerah Selatan menyusuri kota-kota kecil di sepanjang jalan yang berdebu karena angkutan batubara.
Hari pertama ke Batulicin, ibukota Kabupaten Tanah Bumbu yang sekarang tengah bergeliat membangun kota. Menuju daerah ini harus melewati jalan darat lebih kurang 5 jam dari Banjarmasin. Melewati perkampungan dengan rumah-rumah kayu di kiri-kanan. Menyusuri jalan dengan pemandangan perkebunan karet dan kelapa sawit.
Era kayu telah berakhir. Tak ada lagi hutan yang bisa ditebang. Maka, benda di bawah tanah bekas hutan itulah yang sekarang tengah dibongkar-bongkar, mencari guratan emas hitam di lapis ke sekian. Batubara masih menjadi primadona. Di areal yang lain, eksplorasi biji besi mulai dilakukan. Konon, ini juga bakal menjadi andalan.
Tapi barang tambang tak akan bertahan lama. Orang-orang mulai berpikir menanami lahan yang kayunya telah habis ditebang dan batubaranya musnah dikeruk, dengan karet atau kelapa sawit; dua komoditi agroindustri yang juga semakin diminati pasar.
Saya tidak akan share kesumpekan daerah tambang itu. Yang saya bagi kali ini adalah foto sehamparan sawah dengan pepohonan di tengahnya yang menghijau. Senang bisa memberi nutrisi yang baik bagi mata, dengan melihat yang hijau-hijau. Hmm… saya memang punya cerita lain, tapi tak mungkin dituliskan sekarang. Wah… PR tulisan saya banyak juga ya hehehe. Anggaplah untuk kali ini memang tidak ada oleh-oleh tulisan.
Menginap semalam di Batulicin, perjalanan dilanjutkan ke Kotabaru, sebuah kota tua di Pulau Laut. Inilah pulau yang terpisah dari raksasa Kalimantan. Untuk sampai ke Kotabaru harus menyeberang dengan ferry sekira 40 menit. Lumayan untuk ukuran ferry yang sempit.
Sebagai kota kepulauan, yang tak berseberangan dengan kota lain seperti halnya Tarakan berseberangan dengan Tawao atau Batam berseberangan dengan Singapura, Kotabaru relatif tak semodern kota kepulauan lain. Tetapi aktivitas niaganya sangat sibuk. Di kota ini ada dua pasar yang sama-sama besar dan sama-sama padat. Mungkin penduduknya memang suka berbelanja di pasar.
Beberapa hari menyusuri kota-kota pelosok membuat energi lumayan terkuras. Hari ini, setelah sempat menyentuh komputer sebentar, saya harus pergi lagi. Sekarang untuk trip yang lumayan melelahkan juga – meskipun tujuannya berlibur: Surabaya, Kuala Lumpur, Johor Bahru, Singapura dan Bangkok.
Yeah, menikmati tiket gratis seperti pernah saya ceritakan dulu. Karena saya buru-buru…. sampai jumpa deh, pekan depan.
Salam hangat,
Dulu saya bekerja di batulicin, km 51, tapi saya sudah lama keluar dari pekerjaan tambang. Boleh saya minta foto2 dari batulicin, untuk obat kangen
Thaanx
Tonny dari Pulau Dewata
Dear All,
Agak ” menyimpang sedikit dari Komentar “(Taka ada ) Oleh oleh dari Selatan ” pada rubrik ini kami melihat tidak ada ” info ” tentang prospek niaga bidang hasil laut yakni Perikanan Laut.
Perusahan kami bergerak di pengolahan dan penangkapan hasil Laut ( Perikanan . Jika berkenaan kami mohon dengan hormat bantuan Bapak/Ibu untuk memberikan data peluang-peluang berinvestasi di bidang usaha perikanan di Kota Baru.
Kami dapat dihubungi di admin@kojasera.com, 6281553390129. Pt.Kojasera Tanjungwangi.
Salam dan Hormat kami untuk Anak Bangsa R.I.
maju terus tanah bumbu……………..kedepankan juga untuk pagatan!
Salam hangat,
Kami dari PINBOO Bandung,
bergerak dibidang aksesoris pin/bros (pin bulat dan gantungan kunci).
produksi pin/bros (pin bulat dan gantungan kunci),
Apabila perusahaan bpk/ibu memerlukan merchandise menunjang kegiatan perusahaan bpk/ibu dalam melakukan branding ataupun event-event tertentu. Kami dapat membantu bpk/ibu dengan baik dan cepat..
Terimakasih
http://www.pinboo.org
gila….
batulicin indaaah kaleee…
aplg di sungai dua…