Presiden SBY meluncurkan situs resmi dengan domain www.presidensby.info. Tak ada yang terlalu menarik dari peluncuran itu kecuali fakta bahwa anggaran Rumah Tangga Kepresidenan harus terkuras lumayan banyak untuk mewujudkan keinginan SBY memiliki situs pribadi (dengan label resmi).
Tengoklah berita di sini. Jurubicara Kepresidenan Andi Malarangeng dengan bangga menyebut bahwa pembuatan situs memakan waktu tiga bulan, dengan biaya awal Rp84 juta! Itu tidak termasuk sewa server (hosting) di PT Telkom dengan ongkos Rp28,6 juta per bulan! Sekali lagi… Rp28,6 juta itu per bulan!
Beres? Belum… karena masih harus ditambah biaya pemeliharaan rutin Rp4 juta per bulan dan gaji tiga orang wartawan yang ditugaskan khusus mengisi berita-berita di situs itu sebesar Rp12 juta per bulan. Silakan hitung sendiri berapa totalnya.
Biaya sebesar ini tentu bukanlah uang besar untuk ukuran Istana Presiden. Boleh dibilang itu cuma remah-remah di tengah gelimang kemewahan petinggi republik. Tetapi, mengeluarkan duit lebih dari Rp100 juta untuk memiliki situs resmi dengan biaya rutin hampir Rp40 juta setiap bulan (nyaris setengah miliar rupiah setahun!) adalah keterlaluan. Apalagi duitnya diambil dari APBN. Sungguh bertolak belakang dari apa yang kerap disuarakan SBY agar rakyat berhemat.
Yeah, mungkin karena konsultan yang dipakai antaralain adalah Si Dia, yang konon pakar multimedia itu. Dia yang selama ini menganggap bahwa blog hanyalah tren sesaat – sehingga personal website mestinya semahal www.presidensby.info yang ia bidani. Padahal, tengoklah situs SBY itu. Fitur-fitur di sana bisa dibuat dengan blog machine sekelas wordpress saja.
Maka, kita patut bertanya, wajarkah situs seperti itu menelan biaya lebih dari 100 juta? Dengan biaya sewa server Rp28,6 juta setiap bulan?
Mari kita tengok fakta sederhana. Di situs detik.namadomain.com, harga domain berekstensi .info hanya Rp150 ribu setahun. Ambil contoh beli 10 tahun, hanya Rp1,5 juta. Urusan server hosting, tengoklah paket hosting termahal yang cukup Rp250 ribu per bulan atau Rp3 juta per tahun. Dengan harga semurah itu sudah dapat total disk space 6,3 GB dan web space 300 MB.
Ini baru satu perusahaan penyedia layanan hosting. Kalau kita sedikit cerewet mencari layanan yang lain, pasti masih banyak yang lebih murah. Sekadar gambaran, situs www.windede.com ini dibangun dengan biaya tak sampai Rp500 ribu setahun! Ya memang hasilnya sungguh sederhana dan secara teknologi amatir sekali. Tapi kan tidak jelek-jelek amat hehehe. Artinya, kalau Rp500 ribu saja bisa bikin seperti ini, mestinya dengan Rp100 juta bisa memiliki keistimewaan sekian ratus kali.
Ada juga yang unik. Pilihan domain www.presidensby.info mengesankan bahwa website ini dibangun hanya untuk sementara. Yakni selama SBY masih menjabat sebagai presiden saja. Kalau 2009 SBY lengser, maka domain itu tak bisa dipakai oleh presiden penggantinya. SBY pun harus mengganti domain website-nya menjadi www.mantanpresidensby.info hehehe…
Kalau Andi Malarangeng bilang situs SBY menelan dana awal Rp84 juta dan sewa server bulanan Rp28,6 juta maka hitung sendiri, duit segitu mestinya bisa bikin berapa puluh situs berdomain .info dengan server segede 6,3 GB! Katakanlah situs www.presidensby.info itu serba premium karena memakai server kelas satu. Tetap tidak masuk akal. Memangnya perlu server seberapa besar, sampai-sampai sewanya saja Rp28,6 juta sebulan? Memangnya situs itu mau diberi content apa sehingga perlu space super besar? Baru masuk akal (meski dipaksakan) kalau ternyata yang mahal adalah “harga intelektual” orang-orang atau lembaga yang mengerjakan situs ini.
Boleh jadi bukan karena SBY boros atau Andi Malarangeng sok bangga ngomong bahwa istana keluar duit Rp100 juta untuk bikin situs. Mungkin si jubir merasa itu angka yang sangat murah – karena ketidaktahuannya. Sedangkan SBY sendiri senang saja meskipun dikibulin orang-orang IT – apalagi konon salah satu latar belakang pembuatan situs presiden ini karena Wapres Jusuf Kalla sudah lebih dulu bikin situs resmi. Sementara orang-orang IT yang ngibulin merasa bahwa, yeah… bagi istana, duit segitu sih nggak ada apa-apanya. Jadi, embat saja…
Padahal, SBY bisa memelopori gerakan ngeBlog untuk membudayakan menulis di republik ini. Atau kalaupun situsnya tetap dalam format official site seperti sekarang, mestinya jangan mengumbar angka sebesar itu. Bagi dunia IT, ekspose bahwa membuat situs presiden habis duit berpuluh-puluh juta itu adalah kampanye yang sangat buruk. Seolah-olah untuk punya situs pribadi memang harus berduit puluhan juta.
Padahal kita bisa punya website pribadi bahkan tanpa keluar biaya.
Atau, inilah memang gambaran masa depan IT Indonesia yang dimaui Roy Suryo dan kawan-kawan?
Update pukul 16.55 wita: Barusan saya iseng nengokin whois lookup untuk domain www.presidensby.info, ternyata hanya dibeli 1 tahun saja (cuma Rp150 ribu hehehe)
Domain Name:PRESIDENSBY.INFO
Created On:20-Dec-2005 08:54:36 UTC
Last Updated On:20-Dec-2005 11:45:22 UTC
Expiration Date:20-Dec-2006 08:54:36 UTC
Registrant Name:Sugeng Wibowo
Registrant Organization:Sugen Wibowo
Registrant Street1:Jl.Mampang Prapatan III No.19
astafirullah….kaget jg gw..
buat situs aja sampe segede’ gt anggaranx???
mending duit segitu buat amal aja kali yee
itung2 ngeringenin beban rakyat ama korban2 bencana alam…hehehe
Sbg ank bgsa yg baik, sdh sharusx mmbrikan kritik dan saran, tp, kt hrs mnympaikanx dgn baik, agar k pun s kt d trima. Ok