Skip to content

WINDEDE.com

Menu
  • Home
  • Esai
  • Kontemplasi
  • Inspirasi
  • Perjalanan
  • Fotografi
  • Budaya
  • Politika
Menu

Backpacker-an ke India dan Kashmir (3): Salju Sepanjang Tahun di Gulmarg

Posted on 14 Februari 2019

Kalau mau ketemu daerah bersalju, orang Indonesia biasanya berlibur ke Jepang atau Korea pada musim dingin. Lebih hemat daripada harus pergi jauh ke Eropa. Padahal, salju ternyata juga ada di India. Bahkan di musim panas sekalipun.

BERMALAM di houseboat (rumah perahu) di Danau Nigeen, Srinagar, dengan pemandangan pegunungan berselimut salju di sekeliling, tentu yang ingin kami rasakan bukan sekadar hawa dinginnya. Sebagai penduduk dari negara tropis seperti Indonesia, bermain salju pasti akan menjadi pengalaman langka yang menyenangkan.

Sebenarnya tak perlu jauh-jauh. Di dalam kota Srinagar sendiri tumpukan salju ada di mana-mana. Di jalanan, tanah-tanah lapang, pekarangan rumah, juga dahan pepohonan. Bahkan halaman belakang tempat houseboat yang kami inapi tertambat pun masih tertutup salju bekas hujan salju semalam. Maklum, winter. Hujan salju bisa turun setiap dua atau tiga hari sekali.

“Tunggu sampai besok. Anda akan kami antar ke Gulmarg. Di sana saljunya lebih istimewa,” kata Riaz Wangnoo, yang menemani makan malam di hari pertama kami menginap di houseboat miliknya.

Menginap di houseboat memang serasa tinggal di rumah. Sebagai tamu kami bercengkerama dengan pemilik houseboat dan para pegawainya di ruang tengah, semacam ruang keluarga, sembari minum teh kahwa dan ngemil macam-macam kudapan. Meriung mengelilingi pemanas untuk menghangatkan badan. Orang Kashmir sendiri terbiasa ke mana-mana memegang fire pot, pemanas portable berbentuk kendi dengan pegangan rotan, yang di dalamnya berisi bakaran arang. Hawa panas dari fire pot itu didekatkan ke badan. Sangat membantu untuk tetap beraktivitas di musim dingin.

Gulmarg yang dimaksud Riaz adalah daerah puncak dalam gugusan pegunungan Himalaya, di sebelah barat Srinagar, yang terkenal sebagai tempat bermain ski. Tidak jauh, lebih kurang 50 kilometer saja dari pusat kota. Dapat ditempuh dengan perjalanan sehari (one day trip) tanpa harus menginap.

Omar, driver yang kemarin menjemput di bandara, sudah stand by sejak pagi di halaman belakang houseboat. Sehabis sarapan pagi kami langsung jalan ke Gulmarg. Omar begitu bersemangat mengemudi, sambil terus mengoceh, berkisah ini-itu tentang Kashmir.

“Itu tentara India,” kata Omar, menunjuk orang berseragam dengan senjata laras panjang yang berjaga di pinggir jalan dalam perjalanan menuju Gulmarg. “Kalau itu tentara Kashmir,” katanya, menunjuk tentara lain di seberang jalan. Seragam mereka sama.

Saat saya tanyakan apa bedanya tentara India dengan tentara Kashmir? Omar menggelengkan (atau lebih tepatnya menggoyangkan?) kepala, khas ekspresi orang India, lalu terbahak. “Saya kasih tahu satu hal ya. Anjing hitam dengan anjing putih itu sama saja. Sama-sama anjing. Ha ha ha…,” dia kembali tertawa.

Omar kemudian menjelaskan, setiap orang yang menjadi tentara India sudah menanggalkan identitas pribadinya, apakah dia orang Punjab, orang Kashmir, orang Tamil, atau apakah agamanya Islam atau Hindu. Sehingga ketika orang Kashmir ingin merdeka, mereka tetap akan berhadapan dengan tentara India, meskipun si tentara itu di balik seragamnya adalah seorang Kashmiri tulen.

Perjalanan menuju Gulmarg melewati permukiman penduduk yang tampak gersang. Musim dingin membuat pepohonan yang sudah meranggas sejak musim gugur, tiada lagi berdaun. Tanah kehitaman berpadu langit berwarna abu. Terasa suram. Suasana jadi tambah suram karena posisi Kashmir yang berada di lembah Himalaya membuat sebagian besar wilayahnya merupakan area wetland (semacam rawa) dengan danau dan kanal di mana-mana. Airnya kelabu. Memantulkan warna sekeliling yang juga kelabu.

“Datanglah lagi bulan depan. Maret. Itu mulai masuk musim semi. Pepohonan ini akan menghijau lagi dan tanah di Kashmir ini semua seperti karpet, berlapis rumput dan bunga-bunga,” Omar berpromosi.

Kunjungan wisatawan ke Kashmir memang akan mencapai puncaknya pada Maret-April, saat sedang musim semi dan memasuki awal musim panas. Cuaca sejuk dan hijau di mana-mana. Taman-taman bunga, termasuk taman tulip terbesar di Asia, ada di Kashmir. Srinagar sendiri akan menjadi ibukota provinsi setiap Maret hingga Oktober, bergantian dengan Jammu yang menjadi ibukota musim dingin pada Oktober hingga Maret.

Omar mengantarkan kami sampai Tangmarg, pos pemberhentian terakhir untuk menuju Gulmarg. Dari situ, kami harus naik mobil berbeda, sejenis SUV dengan ban khusus yang sudah dimodifikasi dengan lilitan rantai besi. Hanya mobil dengan ban jenis ini yang dapat melintasi jalanan bersalju dan menanjak menuju puncak. “Mobil saya standar. Tidak bisa dipakai di jalanan bersalju,” kata Omar.

Di Tangmarg ini pula kami harus menyewa winter coat, jaket yang lebih tebal, karena suhu di puncak Gulmarg hari itu mencapai minus 10 derajat celcius. Saya dan istri jadi mengenakan pakaian berlapis-lapis hari itu. Kami juga menyewa sepatu boots khusus untuk berjalan di permukaan bersalju. Supaya nggak kepeleset.

Sopir SUV tampak begitu ahli mengemudi di atas jalan dengan permukaan putih tertutup salju tebal dan membeku menjadi es. Bisa melaju dan berbelok meliuk di tikungan dengan tetap tancap gas. Lebih kurang 20 menit, kami tiba di Gulmarg. Dari area parkir kendaraan, masih harus berjalan kaki lebih kurang satu kilometer lagi ke stasiun gondola, untuk naik cable car menuju phase one atau puncak fase pertama di ketinggian 2.600 mdpl.

Pengunjung yang tak mau repot berjalan kaki atau khawatir terpeleset, bisa menggunakan jasa sledge boy, anak-anak muda Kashmir yang menarik kereta salju berbentuk seluncuran kayu. Tarifnya 500 rupee atau lebih kurang Rp100 ribu. Pengunjung duduk di atas kereta kayu kotak persegi itu, lalu ditarik atau didorong meluncur oleh sledge boy.

Antrean tiket di stasiun gondola tak terlalu panjang. Untuk naik ke phase one, kami harus membayar 600 rupee per orang, lebih kurang Rp120 ribu. Biasa disebut Kangdori Station, di phase one ini pengunjung bisa memilih berbagai aktivitas di area lapang yang seluruhnya tertutup salju pada musim dingin. Ada yang menyewakan peralatan ski lengkap dengan coach yang memberi kursus singkat dasar-dasar bermain ski. Ada yang menyewakan snow bike, kendaraan khusus untuk melaju di atas es. Pengunjung juga bisa memilih bersantai saja menikmati kopi atau teh di kafe-kafe tenda yang berdiri di atas hamparan salju.

Saya dan istri memilih duduk di kafe, sambil berbincang dengan beberapa penduduk lokal. Mereka bercerita, pada saat musim panas Kangdori Station ini adalah hamparan bukit hijau yang penuh bunga, sesuai nama Gulmarg yang dalam bahasa Kashmir artinya bukit berbunga. Di musim dingin saat kami datang berkunjung, semua permukaan bukit tertutup salju.

Bermain salju di Gulmarg, Kashmir

Tapi jangan khawatir, di musim panas pun pengunjung masih bisa ketemu salju, dengan naik gondola satu fase lagi ke puncak, di phase two yang bernama Afarwat Peak. Harga tiketnya terpisah, 800 rupee atau setara Rp160 ribu. Menuju phase two ini cable car akan mengantar pengunjung sampai di ketinggian 3.747 mdpl. Tinggal berjalan menanjak lebih kurang 450 meter untuk mencapai puncak tertinggi Gulmarg, yang tetap berselimut salju sepanjang tahun termasuk di musim panas.

Tentu saja salju di musim panas itu berbeda dengan salju musim dingin yang masih fresh. Saljunya sudah kotor. Tidak terlalu putih lagi. Istilahnya; dirty snow. Salju itu adalah sisa hujan salju pada musim dingin, yang memang tidak mencair karena suhu di puncak gunung yang selalu dingin. Saljunya tidak lembut lagi. Mengeras menjadi butiran-butiran es. Meski begitu, masih bisa dipakai untuk bermain ski.

Selesai menikmati salju di Gulmarg, saya dan istri turun ke Tangmarg dan bersama Omar kembali ke kota Srinagar. Kami punya agenda keliling kota, mengunjungi beberapa spot menarik, terutama kawasan kota tua yang menyimpan banyak kisah peninggalan kekaisaran Mughal dan masa-masa keemasan perdagangan silk road (jalur sutera) yang legendaris itu. Bangunan-bangunan bersejarah, masjid-masjid tua, makam-makam kuno dan kuil-kuil dari peradaban Hindu yang masih tersisa.

Srinagar yang hiruk-pikuk memang lebih terasa seperti kota-kota muslim di Arab, daripada kota di India. Suara azan terdengar bersahutan saat waktu Ashar tiba. Kami mampir di Jamia Masjid Srinagar, masjid jami berumur 600 tahun berbentuk persegi empat dengan taman luas di tengah area masjid yang tampak basah dan sebagian masih tertutup hamparan salju. Duduk dan berdoa di sana, untuk Indonesia, untuk Kashmir, untuk seluruh umat manusia. (windede@prokal.co)

Like & Share

17 thoughts on “Backpacker-an ke India dan Kashmir (3): Salju Sepanjang Tahun di Gulmarg”

  1. amani karima berkata:
    7 Juni 2019 pukul 13:00

    halo saya ada rencana juga ke kashmir boleh minta contact travel/guide yg di kashmir?

    Balas
    1. arief berkata:
      2 Februari 2020 pukul 21:49

      up. saya juga mau. mohon info jika berkenan melalui email
      ariefpln123@gmail.com

      Balas
  2. Dewi berkata:
    28 Juni 2019 pukul 02:34

    Hallow, boleh tanya2 trip India? Krn rutenya sesuai dgn yg sy rencanakan…

    Balas
  3. Aris berkata:
    31 Agustus 2019 pukul 16:55

    Halo saya akan ke kashmir bulan februari , bisa sya minta contack person tour gate sana ?

    Balas
    1. Ahmad berkata:
      12 Oktober 2019 pukul 23:03

      Kapan ada rencana kesana ? Bareng yuk. Kebetulan saya sendirian

      Balas
      1. adil berkata:
        21 Desember 2019 pukul 17:46

        ayuk, saya juga join, saya akan ke india akhir april 2020, dan ingin coba ke kashmir

        Balas
  4. Ahmad berkata:
    12 Oktober 2019 pukul 23:01

    Hello, boleh minta No WA nya ? Saya mau tanya-tanya lebih detail mengenai perjalanan ke Kashmir.

    Balas
    1. Ariq Taat berkata:
      14 Oktober 2019 pukul 14:42

      boleh juga neh kita ngobrol ngobrol, kebetulan saya ada rencana akhir januari/awal februari 2020 ke daerah sana Kashmir/Srinagar

      Balas
      1. Kamelia Kanna berkata:
        14 Desember 2019 pukul 09:42

        Hi …. Yang jadi ke Kashmir awal Feb 2020 , boleh minta kontak ? biar ada temen dan bisa share budget

        Balas
        1. Ecih berkata:
          17 Desember 2019 pukul 01:48

          Boleh. Sy jg mu ke kashmir Feb 2020. Ini kontak sy.
          087772126540

          Balas
    2. Dian berkata:
      4 November 2019 pukul 02:34

      Yuk bareng 082178861212

      Balas
      1. Yahya berkata:
        4 November 2019 pukul 23:37

        Aku pengen kesana , tapi lihat budget dulu gan.

        Balas
      2. Ecih berkata:
        17 Desember 2019 pukul 01:47

        Boleh yuuk.. Sy jg mau ke khasmir pebruary 2020.
        Kontak sy 087772126540

        Balas
        1. juntar berkata:
          10 Januari 2020 pukul 09:40

          yang mau ke kashmir tgl 24 maret 2020 ….. bareng yukss

          Balas
  5. Hana berkata:
    11 November 2019 pukul 18:38

    Pengen k Kasmir pas libur anak2 bulan juni 2020… juni… boleh minta kontak travel/ guide di Kasmir? Tks sebelumnya ?

    Balas
  6. Maria berkata:
    26 Januari 2020 pukul 19:19

    Hallo
    Saya & family mo ke kashmir bulan mei 2020
    Bisa saya minta contact travel guidenya

    Balas
  7. Win Dede berkata:
    6 Februari 2020 pukul 10:31

    Maaf late reply. Jarang buka blog sendiri hahaha…

    Buat yang bertanya guide dan driver saat trip saya di India, ini datanya ya:

    AGRA
    Guide: Viniet +91 9837291088
    Driver: Pushkar +91 8285326755

    Viniet tinggal di Agra. Dia punya usaha travel guide yg bisa layani apa saja sesuai permintaan. Pushkar tinggal di Delhi dan bisa jemput di bandara dan siap mengantar ke mana saja. Sebenarnya bisa jadi guide juga. Coba kirim WA utk komunikasi awal dgn mereka. Silakan bilang dapat nomor dari saya. Minta penawaran dan silakan harga ditawar. Orangnya baik dan amanah.

    KASHMIR
    Pemilik Houseboat: Riaz +91 9419404099
    Driver sekaligus Guide: Umar +91 9906535010

    Omar ini mitranya Riaz. Jadi kalo kita menginap di houseboat milik Riaz dan minta disediakan mobil/transport, dia akan hire Umar. Mobilnya Kijang Innova. Orangnya amanah dan sangat friendly. Riaz juga host yg sangat baik. Tinggal di houseboat-nya kita diperlakukan selayaknya keluarga sendiri. Ya khasnya orang Kashmir lah.

    Note: kalau WA tidak bisa dikontak, coba kirim SMS. Sebab jaringan selular di Kashmir sering diblock.

    Oke, segitu dulu informasinya. Happy traveling.

    Salam,

    Windede

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

About

 

WinDede a.k.a Erwin D. Nugroho.

Anak kampung dari pelosok Kalimantan, bermukim dan beraktivitas di belantara Jakarta. Selain menulis dan memotret, jalan-jalan adalah kegemarannya yang lain.

My Book

My Youtube

https://youtu.be/2vSExaDnOTQ

My Instagram

Sesi foto keluarga, biar ada kenangannya... #eeeaa Sesi foto keluarga, biar ada kenangannya... #eeeaaaa
Si bungsu udah macam anak tunggal... Si bungsu udah macam anak tunggal...
Sesi foto tiga generasi... Sesi foto tiga generasi...
Baru terima nih official photos dari graduation du Baru terima nih official photos dari graduation dua pekan yg lalu. Harus diposting dong yak, hahaha...
Terima kasih Rektor UAI Prof. Dr. Ir. Asep Saefudd Terima kasih Rektor UAI Prof. Dr. Ir. Asep Saefuddin, M.Sc.
Bersama Dekan Fakultas Hukum UAI Dr. Yusup Hidayat Bersama Dekan Fakultas Hukum UAI Dr. Yusup Hidayat, S.Ag., M.H.
Sekali-sekali dapat predikat tertinggi selain ukur Sekali-sekali dapat predikat tertinggi selain ukuran badan hehe 😁
Alumni FH UAI angkatan 2018 👨‍🎓👩‍🎓 Alumni FH UAI angkatan 2018 👨‍🎓👩‍🎓
Alhamdulillah... Alhamdulillah...
Load More Follow on Instagram

My Tweets

    Sorry, no Tweets were found.

Arsip Blog

Posting Terakhir

  • Liburan Tipis-Tipis ke Singapura (2): Semakin Ramah bagi Turis Muslim
  • Liburan Tipis-Tipis ke Singapura (1): Tiket Pesawat Lebih Murah ketimbang Rute Domestik
  • Ogi, Amtenar Aktivis
  • Uji Bebas Covid-19
  • Nyetir Sendiri Keliling Eropa (4): Bebas Ngebut di Jerman, Taat Speed Limit di Prancis dan Belanda
  • Nyetir Sendiri Keliling Eropa (3): Semua Urusan Dikelola Mesin, Bisa Curang Tapi Tetap Patuh
©2025 WINDEDE.com | Design: Newspaperly WordPress Theme