Skip to content

WINDEDE.com

Menu
  • Home
  • Esai
  • Kontemplasi
  • Inspirasi
  • Perjalanan
  • Fotografi
  • Budaya
  • Politika
Menu

Membangkitkan Blog yang Mati Suri

Posted on 14 September 2013
KONEKSITAS – Makin banyak medium. (Ilustrasi: blu180.com)

YES, I’m back. Setelah mati suri lebih 5 tahun lamanya, laman Windede dot Com ini kembali mengudara menjumpai pemirsahhh tercintahh…

Posting terakhir yang paling awet di sini adalah cerita nggak jelas tentang hari terakhir di tahun 2008. Hingga bertahun-tahun kemudian tulisan itulah yang dijumpai siapapun yang bertandang ke sini, dan akhirnya benar-benar menjadi posting terakhir selama lebih lima tahun. Tak ada yang baru. Tak pernah. Bahkan setelah tahun berganti baru lagi ke 2009, 2010, 2011, 2012, 2013…

Mungkin hingga titik di mana orang tak lagi punya minat berkunjung, karena percuma. Ke mana saja? Ya, mati suri itulah hehehe.

Gelombang kejayaan blog, dan juga blogger, memang melemah seiring ramainya bermunculan media sosial di tahun 2007-2008. Itulah saat di mana orang-orang, termasuk sejumlah blogger, mabok Facebook dan menyusul kemudian Twitter. Bukan saja mematikan layanan yang waktu itu populer seperti Friendster dan kawan-kawannya, tetapi juga membuat para blogger “tiarap”.

Orang menjadi lebih gegas, karena di media sosial bisa nyeletuk satu dua kalimat lalu saling respon. Nggak perlu pusing bikin ulasan berpanjang-panjang seperti di blog. Tidak semua sih, sebab toh banyak juga blogger lawas yang sampai sekarang terus konsisten nge-blog, meski sekali dua dalam sebulan.

Seperti halnya saya, banyak kawan yang mengabaikan blognya menjadi halaman tak bertuan. Orang-orang yang dulu saling jadi penyemangat karena dengan hangat blogwalking (aisshh lamanya tak mendengar istilah blogwalking ini), memberi komentar, bercanda, dan sesekali kopi darat.

Yang saya maksud “mati suri” ini tentu saja blogger untuk ukuran saya sendiri, yang di awal-awal dulu, tahun 2003-2004-2005-2006 itu rutin menulis blog hampir setiap pekan. Bahkan ada kawan yang mengelola beberapa blog dan semuanya aktif – dan belakangan tak satupun blog-nya itu tersentuh, malah hilang bersama waktu karena hosting berbayarnya telah expired dan tak lagi diperpanjang.

Tokoh-tokoh pujaan di dunia blog pun bertumbangan. Sebutlah idola saya Paman Tyo yang dulu terkenal dengan gombalannya itu, atau Pakde Totot yang halaman depan Pakde.Com-nya sekarang tinggal berisi lambang telapak tangan yang saling mengatup dan kalimat perpisahan. Kawan saya di Batam, Hasan Aspahani, yang sangat populer dengan blog Sejuta Puisi, malah menghapus samasekali blog-nya yang fenomenal itu, sekaligus secara kurang ajar menghapus juga akun Facebook dan Twitter-nya lalu dia hilang begitu saja dari jagat maya. “Capek,” katanya enteng, suatu ketika saat kami berbincang di sela sebuah acara di Lombok.

MAU KE MANA? – Media sosial terus berkembang. (ilustrasi:blog.socialmaximizer.com)

Saya tidak sampai menghapus blog, apalagi akun-akun media sosial. Sesekali bikin status atau memposting yang nggak jelas sekadar untuk menunjukkan eksistensi. Makanya follower akun twitter saya pun hanya berbilang ratus orang, dan pertemanan di facebook tak kunjung menyentuh limit sampai sekarang. Setiap kali datang tagihan rutin untuk membayar biaya hosting dan perpanjang domain blog ini, saya bayar, sekadar agar tidak hilang.

Lantas entah setan mana yang membuat saya tiba-tiba insyaf dan lalu kepingin ngeblog lagi. Tiba-tiba saja bikin posting baru. Membenahi beberapa layout dan mengganti themes. Lalu meng-upgrade versi WP yang weleh weleh entah udah lewat berapa kali versi dari yang sangat jadul 2.2 ke versi 3.6, dengan sejumlah perubahannya yang bikin kagok juga.

Eh, tapi tentu ngeblog semakin mudah. Banyak fitur yang tinggal drag & drop. Mengatur ini itu hanya dengan sentuhan di options atau widget. Tidak serumit dulu – meski pengalaman yang dulu-dulu itu membuat saya bersyukur setidaknya jadi sedikit mengerti script dan coding web.

Entah apa yang akan terjadi di jagat maya yang terus berubah ini. Media sosial masih happening dan belum ada tanda-tanda meredup, bahkan terus berkembang karena sebagian besar gadget sudah support aplikasi mobile yang user friendly – orang boleh tak mengerti komputer samasekali dan langsung melompat pakai smartphone lalu eksis di media sosial.

Koneksitas manusia kemudian menemukan banyak medium: ada seorang kawan yang malah punya ribuan “jamaah” di BBM (blackberry messenger) yang setiap hari dia tausiyahi lewat broadcast message, komunikasi yang agak aneh karena satu arah di mana sesama anggota jamaah tak bisa saling berinteraksi – kalau mau berinteraksi, harus lewat si kawan yang jadi broadcaster itu.

Ada banyak kawan yang begitu populer di twitland dan setiap hari melakukan kultwit, kuliah twitter, istilah yang uniknya hanya ada di Indonesia saja. Ada yang buka fanspage di facebook demi menampung pertemanan yang tak mencukupi lagi di akun personal. Ada yang rutin bikin catatan atau serial status dengan tagging ke ratusan orang. Ada yang aktif di grup-grup facebook. Ada pula yang masih setia dengan milis, mailing list, kelompok tertua dan komunitas paling senior yang sudah ada di masa-masa awal internet, selain tentu saja forum-forum hehehe…

Dan saya, kembali membuka blog yang kini sudah berumur 10 tahun ini, berusaha membuatnya hidup kembali, meski tidak berani janji ini bukan gerakan hot hot chicken shit alias panas-panas tahi ayam hahaha…

Like & Share

6 thoughts on “Membangkitkan Blog yang Mati Suri”

  1. bay berkata:
    16 September 2013 pukul 21:16

    ketagihan ngetweet, instragram, path dan kawan-kawan ya 😀
    sukses terus bro ngeblognya

    Balas
  2. hanari berkata:
    22 September 2013 pukul 16:28

    semoga tetap semangat,,,

    Balas
  3. edy berkata:
    15 Oktober 2013 pukul 16:54

    meskipun bukan pembaca aktif tapi jika online selalu saya sempatkan klik widede dot com yah masih belum up date
    maklum lah sudah terlalu sibuk Buzku ini he he he…Apa Kabar Boss…Tambah Keren Aja nih Blog…salam dari Banjarmasin…Btw klo mo email2an ke mana Buzkuuu? Tks
     

    Balas
  4. Dofollow Social Bookmarking berkata:
    30 Desember 2013 pukul 19:04

    wah tetap semangat ngeblog, buat artikel yang berkualitas

    Balas
  5. venda berkata:
    3 Januari 2014 pukul 22:22

    tetep semangat ngeblognya, ditunggu artikel-artikel lainnya

    Balas
  6. om deny berkata:
    20 Februari 2014 pukul 09:37

    Smangat nulis..smangat ngeblog…Saya mah klo lagi ada yang pengen di tulis, baru blog ada isinya..klo gak ada ya sama, nganggur hehehe.salam kenal..

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

About

 

WinDede a.k.a Erwin D. Nugroho.

Anak kampung dari pelosok Kalimantan, bermukim dan beraktivitas di belantara Jakarta. Selain menulis dan memotret, jalan-jalan adalah kegemarannya yang lain.

My Book

My Youtube

https://youtu.be/zE0ioByYHhs

My Instagram

windede

Sesi foto keluarga, biar ada kenangannya... #eeeaa Sesi foto keluarga, biar ada kenangannya... #eeeaaaa
Si bungsu udah macam anak tunggal... Si bungsu udah macam anak tunggal...
Sesi foto tiga generasi... Sesi foto tiga generasi...
Baru terima nih official photos dari graduation du Baru terima nih official photos dari graduation dua pekan yg lalu. Harus diposting dong yak, hahaha...
Terima kasih Rektor UAI Prof. Dr. Ir. Asep Saefudd Terima kasih Rektor UAI Prof. Dr. Ir. Asep Saefuddin, M.Sc.
Bersama Dekan Fakultas Hukum UAI Dr. Yusup Hidayat Bersama Dekan Fakultas Hukum UAI Dr. Yusup Hidayat, S.Ag., M.H.
Sekali-sekali dapat predikat tertinggi selain ukur Sekali-sekali dapat predikat tertinggi selain ukuran badan hehe 😁
Alumni FH UAI angkatan 2018 👨‍🎓👩‍🎓 Alumni FH UAI angkatan 2018 👨‍🎓👩‍🎓
Alhamdulillah... Alhamdulillah...
Load More Follow on Instagram

Arsip Blog

Posting Terakhir

  • Ogi, Amtenar Aktivis
  • Uji Bebas Covid-19
  • Nyetir Sendiri Keliling Eropa (4): Bebas Ngebut di Jerman, Taat Speed Limit di Prancis dan Belanda
  • Nyetir Sendiri Keliling Eropa (3): Semua Urusan Dikelola Mesin, Bisa Curang Tapi Tetap Patuh
  • Nyetir Sendiri Keliling Eropa (2): Sewa Mobilnya Murah, tapi Parkir Mahal dan Susah
  • Nyetir Sendiri Keliling Eropa (1): Bebas Pilih Destinasi, Biaya hanya Seperempat Paket Wisata
©2023 WINDEDE.com | Design: Newspaperly WordPress Theme