Transeksual menjadi isu penting di Thailand. Jumlah orang dengan problem identitas kelamin terus meningkat. Inilah bangsa di mana kaum waria mendapat tempat istimewa, sampai-sampai ajang Miss Tiffany Universe (Ratu Waria Sejagat) digelar rutin setiap tahun di Negeri Gajah Putih.
SELALU ada nasihat agar berhati-hati bila melihat wanita cantik di Bangkok atau Pattaya. Sebab kita bisa tertipu, yang cantik itu ternyata wanita palsu. Di Thailand, waria memang ada di mana-mana, rata-rata cantik dan bertubuh aduhai; putih bersih, langsing, bergaya kemayu dan suaranya menyerupai wanita sungguhan.
Selama trip di Bangkok dan Pattaya pekan lalu itu, saya bersama kawan seperjalanan, Ogi Fajar Nuzuli dan Fitri Zamzam sering main tebak-tebakan. “Asli atau palsu…,†kata Dewa, sapaan akrab Fitri Zamzam, di saat sesosok bertubuh gemulai lewat di hadapan kami.
“Palsu…†kata saya.
“Belum tentu,†seloroh Ogi. Biasanya, setelah itu, kami lalu tertawa bersama.
Mengenakan gaun terusan warna terang pas badan, pendek sebatas paha dan seksi memperlihatkan tonjolan yang penuh di bagian dada, sosok itu secara kasat mata adalah wanita. Semua syarat untuk disebut perempuan telah terpenuhi; caranya berjalan, bentuk lekuk tubuh, dan suaranya. Tetapi… “Itu banci. Pasti banci…,†kata Mr. Wei, sopir mobil carteran yang menemani kami.
Begitu sering melihat orang dengan penampilan semacam ini, kami bahkan hampir sampai pada kesimpulan, bahwa semakin cantik dan seksi, semakin patut dicurigai orang itu adalah waria. Sebab kebanyakan wanita Thailand (yang asli) justru tampak innocent, bentuk wajah dan air mukanya natural, khas Asia. Cara paling mudah membedakan waria dengan wanita adalah gaya kemayu waria biasanya berlebihan.
Waria memang mendapat tempat istimewa di Thailand. Di lingkungan pekerjaan pun, mereka sering memperoleh posisi kelas satu. Di sebuah restoran seafood di pinggir pantai Pattaya, misalnya, kami mendapati kenyataan bahwa para waria berada di garda depan pelayanan tamu. Mereka bertugas membawa daftar menu, mencatat pesanan, menuangkan air mineral ke gelas, lalu bertanya apakah masih ada pesanan yang kurang.
Urusan membawa nampan berisi makanan dilakukan oleh pegawai pria. Koki-koki di dapur pun pria. Nah, selesai makan, barulah pegawai wanita datang. Kaum hawa kebagian tugas merapikan piring-piring kotor dan membersihkan meja. Juga mengepel lantai yang tercecer kuah atau cairan bekas makanan. Pegawai waria datang kembali setelah itu, membawakan kertas tagihan dengan senyum yang khas, membereskan pembayaran dan menyerahkan uang kembalian, lalu melepas tamu di depan pintu dengan mengatakan “sawasdee…â€, ucapan salam khas Thailand.
Kaum waria juga tampil dalam atraksi-atraksi hiburan yang populer, semacam kabaret dan opera, yang digelar setiap malam di banyak tempat di Bangkok dan Pattaya. Kami tak sempat menyaksikan salah satunya, tetapi dari brosur-brosur dan tawaran yang kami terima, memang kabaret seperti Alcazar Show di Pattaya diperankan oleh para waria. Mereka menyanyi, menari, dan bermain drama.
Kebebasan memilih orientasi seksual membuat praktik operasi kelamin ramai di Thailand. Departemen Kesehatan negeri itu sampai kewalahan membendung animo masyarakat yang hendak ganti kelamin, operasi organ tubuh agar dari maskulin menjadi feminin. Hingga akhirnya baru-baru ini dikeluarkan peraturan bahwa praktik operasi kelamin dilarang bagi siapapun yang hendak melakukannya, bila tak ada alasan kesehatan dan psikologis yang memadai. Artinya, perlu serangkaian tes kesehatan, juga tes psikologis, bahwa operasi kelamin itu memang menjadi satu-satunya pilihan bagi masa depan orang yang hendak operasi.
Mengingat banyaknya problem transeksual semacam ini, di sejumlah area publik akhirnya disediakan toilet khusus waria. Termasuk di gedung-gedung sekolah dan universitas. Ini masuk akal mengingat kaum waria merasa tidak nyaman bila harus masuk toilet pria, yang biasanya berisi jejeran urinoir di mana orang bisa buang air bersebelahan tempat, tetapi juga sekaligus tidak leluasa masuk toilet wanita karena betapapun secara genital organ mereka adalah pria.
Sayangnya kami tak sempat menjumpai satu pun toilet waria ini, sekadar hendak tahu kira-kira bagaimana pengelola gedung menggambarkan ikon waria, karena selama ini yang lazim ada hanya ikon orang pakai rok untuk menandai toilet wanita, dan ikon orang bertopi untuk menandai toilet pria. Kami juga tak bisa memastikan apakah yang disediakan di dalam toilet waria tersebut adalah urinoir atau kloset duduk.
“Sepertinya Ryan Jombang akan betah kalau tinggal di Thailand,†celetuk Ogi, menyebut nama tersangka pembunuhan berantai asal Jombang yang sedang jadi berita hangat di media-media Indonesia saat ini. Kami tertawa sekaligus miris, mengingat isu transeksual di negara kita ternyata juga masih jadi problem serius yang belum ada jalan keluarnya. ***
waria…. sebuah kontroversi halal haramnya waria….. hohoho padahal kan dah jelas Tuhan mencipta wanita dan pria…….
ndak mampir nonton liga sepakbola thailand kang? sama ruwetnya kayak di Indo atau tidak seh?
uh waria waria yang molek dan cantik…wanita saja kalah, betul pak. Ryan akan betah di sana. Happy fasting, apa kabar?
iya ya, simbol untuk toilet mereka apa? ah tetap saja wanita karena kebanyakan dari mereka lebih merasa sebagai wanita kan?
sprtinya waria itu akan lbh nyaman untuk duduk di toilet wanita toh pd knyataannya mereka mrasa lbh wanita dr wanita yang sejati
Saqlam kenal. Saya teman Ogi, tulisannya bang Erwin Bagus dan enak untuk dibaca. Boleh gak aku belajar cara menyusun artikel yang baik . Thanks
waria harus di sediakan wc,walaupun duduk macam cewek tapi tetap aja
posisi berdiri.tapi harus adalah wc gambarnya pakai rok bawahhan di atas pakai topi dan kumis
iya ya…coba di indonesia para waria bisa hidup sejajar dengan orang normal…semoga aja deh…
masalah toilet, kayanya indonesia perlu meniru tuh, karena orang2 seperti kami kadang bingung juga ketika berada di tempat umum trus pingin melepas hajat….
Dunia…Oh dunia
that’s is crazy human being,apa ndak mikir sudah d ciptakan sempurna ko’ msh d acak2 pnampilan y..weleh..weleh..dsr wong sableng,kt ne2k moyang zaman y zaman edan+org y g pny otak smua!!!mau enak g mo susah..
g cmn org yg bsa rubah penampilan,toilet jg ikut2an transformasi alias klo toilet bsa ngmong……”TOILET JG MANUSIA” jd bsa dwi fungsi.
cwok oke,cwek bisa,waria???hmm…bolehlah.
aku sebagai waria… sangat terhormat bila orang lain menghargai kta sebagai perempuan…. di tempat umum pun kta bersikap wajar hal nya perempuan… pro kontra itu seh wajar bagi pribadi saya sendiri dan mayoritas masyarakat lainnya
Aku setuju aja dng usul itu,hbs gmn ya kebanyakan cwok indonesia munafik dng waria,,.masih awam dan kampungan
Alloh hanya menciptakan wanita dan pria, jadi either way is haram lah kenapa ga therapy utk ke arah yg normal, pasti bisa !!! Kalau niat nya kenceng Alloh akan menunjukan jalanNya
Tidak ada kontroversi boleh tidak nya Waria, yg pasti seperti sdh saya tulis di atas bahwa Alloh hanya menciptakan Pria Dan Wanita TITIK!!!! Kitab suci manapun tidak ada yg membenarkan Waria atau Homosexual atau Lesbian.
Segera Therapy PASTI BISA dan berdoa minta kepada Sang Maha Pencipta utk disempurnakan masalah mu!!! Beliaulah yg menciptakan kita pasti bisa di sempurnakan kemana pun arah nya orientasi SEX kamu…..
anjink gelis
momok and kanjut bersatu
jadi di perkosaan