Skip to content

WINDEDE.com

Menu
  • Home
  • Esai
  • Kontemplasi
  • Inspirasi
  • Perjalanan
  • Fotografi
  • Budaya
  • Politika
Menu

Pembunuhan Berantai ala Ryan Jombang

Posted on 2 Agustus 2008

Jagal asal Jombang, Ryan

JOMBANG beberapa hari terakhir jadi buah bibir. Bukan lagi karena Gus Dur, Cak Nun atau Asmuni, tokoh-tokoh nasional asal kota di Jawa Timur itu, tetapi karena Ryan, seorang muda psikopat yang telah sukses menghabisi nyawa setidaknya 11 manusia – itulah jumlah korban yang sementara ini telah terungkap.

Pasti tidak gampang menjadi pembunuh. Perlu keberanian (atau kenekatan) dan mental yang kuat, terutama apabila hal itu dilakukan dengan berencana, di bawah kesadaran alam pikiran, dan berkali-kali pula. Manusia seperti apakah yang begitu kuat hatinya, menanggung semua mimpi buruk setelah mengantarkan kematian manusia lain dengan cara paksa?

Wajah sang psikopat, Ryan JombangHasil pemeriksaan kejiwaan menyimpulkan tidak ada tanda-tanda gangguan jiwa berat pada Ryan. Dia tidak gila, masih waras dan paham betul semua perbuatannya. Ryan hanya patut disebut psikopat, berkepribadian sangat sensitif, mudah tersinggung, impulsif dan agresif. Itu yang dalam teori psikiatri membuat anak muda ini mudah menyerang bila marah dan tersinggung. Kecuali itu, entah ada hubungannya atau tidak dengan prilaku kejamnya, Ryan diketahui memiliki gangguan orientasi sesksual, yakni homoseksual, dan biasa berperan sebagai wanita dalam berhubungan dengan sesama jenisnya.

Dalam hal “kualitas” kriminalnya, dapat dilihat semakin hari tingkat keseriusan perbuatan jahat Ryan semakin “maju”. Dari semula membunuh karena terpaksa, lalu membunuh dengan rencana karena motif uang, kemudian membunuh oleh sebab sakit hati, lantas membunuh dengan sangat keji: mutilasi, memotong-motong tubuh korban menjadi beberapa bagian. Entah apa jadinya bila perbuatan menyimpang ini lebih lambat diketahui. Halaman rumah Ryan di Jombang bakal benar-benar jadi kuburan.

Wajahnya kalem, mungkin senada dengan pembawaannya yang rada kemayu. Ryan sungguh tak tampak seperti seorang pembunuh. Dalam rekaman di televisi, melihat gayanya berjalan dan menggerakkan badan, anak muda ini malah jauh dari kesan penjahat. Tak sebanding dengan cap jagal yang sekarang dilekatkan kepadanya.

Saya masih sulit membayangkan suasana hati seseorang yang telah membunuh orang lain. Para eksekutor terpidana mati saja dibekali senjata yang dia tak pernah tahu, apakah senjata yang dipegangnya berisi peluru sungguhan atau hampa, demi membebaskan sang eksekutor dari perasaan bersalah telah membunuh – meski itu dilakukan atas nama hukum.

Tentara-tentara yang pulang dari medan perang sering mengalami trauma panjang, belum tentu oleh perbuatannya sendiri membunuh musuh, lebih sering justru karena melihat rekannya yang kejam.

Suatu hari, dalam sebuah tidur yang nyenyak karena seharian lelah bekerja, saya bermimpi terlibat dalam perkelahian seru. Seru sekali. Hingga, singkat cerita, lawan saya dalam mimpi itu, yang saya sendiri tak pernah tahu siapa dia dan apakah dia ada dalam kehidupan nyata, mati terbunuh. Di tengah malam yang sepi, saya terjaga, dengan nafas tersengal kelelahan, seperti perkelahian itu baru saja terjadi dan benar-benar terjadi. Berhari-hari saya dihantui trauma oleh mimpi itu. Membayangkan tangan berlumuran darah dan tatapan mata begitu sakit dari orang yang meregang nyawa. Padahal, cuma mimpi.

Dalam kehidupan nyata saya punya beberapa pengalaman terkait pembunuhan, terutama dalam hubungannya dengan pekerjaan saya sebagai jurnalis. Ngepos di kamar mayat rumah sakit dan setiap hari menyaksikan jenazah datang dan pergi yang sebagiannya mati karena dibunuh, terjun langsung ke medan perkelahian geng antarkampung, menyaksikan duel dua sepupu karena sengketa tanah, atau mewawancara pelaku-pelaku pembunuhan yang terduduk layu di balik jeruji penjara kantor polisi.

Mayat korban pembunuhan Ryan dievakuasi dari kuburan di halaman rumah orang tuanya.

Saya juga relatif gemar membaca novel-novel berlatar kisah pembunuhan, dengan setting cerita yang rumit dan menegangkan, penuh skenario busuk yang entahlah bagaimana penulisnya bisa berimajinasi seliar itu, atau menonton film-film drama peristiwa yang mengisahkan misteri kematian, yang sepanjang cerita membuat jantung berdebar-debar, penuh kejutan dan ketakterdugaan.

Semua pengalaman itu ternyata masih saja belum cukup membuat hati saya kuat membaca drama pembunuhan berantai ala Ryan Jombang, yang mengubur sebagian korbannya menjadi satu bertumpuk-tumpuk di sebelah septic tank, mengubur sebagian yang lain di sisi kiri dan kanan rumah orangtuanya, dan diduga masih ada beberapa korban lagi yang belum ditemukan. Betapa kuat dan rumitnya kejiwaan anak muda itu bila benar dialah pelaku tunggal, eksekutor penjemput ajal perebut urusan malaikat maut.

Melihat caranya membunuh dan perkakas yang dipakai: martil, bola beton, tongkat besi, juga kayu balok yang dipukulkan ke kepala belakang korbannya, kekejaman Ryan sungguh tak bisa dibilang sembarangan. Di kalangan sesama pembunuh kelasnya mungkin sudah advance killer, pembunuh tingkat atas yang di lingkungan penjara pun akan ditakuti – ini bila dia mujur tak segera dihukum mati. ***

Like & Share

46 thoughts on “Pembunuhan Berantai ala Ryan Jombang”

  1. warjito berkata:
    3 Agustus 2008 pukul 13:38

    ryan sebenarnya tak layak disebut manusia. maaf kayaknya dia pantas disiksa dulu sblm dimusnahkan dimuka bumi untuk kembali disiksa diakherat

    Balas
  2. esa berkata:
    3 Agustus 2008 pukul 15:03

    ouwwww….!!!!
    goblog bgt si ryan…ga kasian apa ma ortunya!!!!!

    HUH…….

    Balas
  3. ALEX berkata:
    3 Agustus 2008 pukul 20:37

    saya rasa pembunuhan yang dilakikan oleh tyan tidak dapat dikait2kan dengan sex nya yang menyimpang tapi yang pastinya dia bukan lah manusia tapi bintang yang ganas dan dian pantas mati karna perbuatannya

    Balas
  4. kiu berkata:
    3 Agustus 2008 pukul 22:31

    ryan loe memang longor….loe liat sekarang dari buah perbutan loe, sekarang terimalah apa yang telah kau lakukan, nuat loe hanya satu kata loe gila n longor….kau memalukan kaum adam

    Balas
  5. Ogi Fajar Nuzuli berkata:
    4 Agustus 2008 pukul 19:07

    Wow…nggak bisa koment banyak lagi…selain ngomong dalam hati ….”Dasar gila,gila, gila…….

    Balas
  6. oscar berkata:
    4 Agustus 2008 pukul 20:23

    untuk kita-kita yang ganteng ini ngak jadi korban ya pak, heheheheee……

    Balas
  7. scissor berkata:
    5 Agustus 2008 pukul 07:01

    kalo dilihat dari latar belakang ryan seperti dulu ibunya menginginkan anak perempuan malahan yang lahir anak lelaki (ryan). masa kecil ryan juga sudah spt perempuan, ryan kurang mendapat perhatian dan selalu dicerca orang banyak. seorang yg kelainan sex (menyukai sesama jenis) memang banyak kurang mendapat perhatian dari orang sekitar.

    Tapi emang dasar ryan.. katanya rajin sholat? guru ngaji .. tapi kenapa nekat membunuh banyak orang2, apalagi ada seorang anak kecil yg belum tau apa2 juga dibunuh dgn keji… berarti ryan nggak takut sama Allah… mempermainkan Allah.. dibalik kebaikanmu ternyata busuk juga ya ryan.. =))

    Balas
  8. ajeng berkata:
    5 Agustus 2008 pukul 09:51

    apa yg dialami ryan sepertix mmg akumulasi pengalaman terdahulux, saya sih gak mau menyalahkan ryan. klo dia normal pastinya dia berpikir panjang atas pengalaman buruknya bukan malah direpres trus dilampiasin ke org lain.
    klo menurut ilmu psikologi ryan jd kaya gini y krn perasaan benci yg sangat thd ibunya tp bentrok dgn norma sosial yg menganggap surga dibawah telapak kaki ibu pdhl ibu ryan jg manusia “sakit”
    jd lah ryan seorang gay krn dominasi ibunya dimasa kecilnya, gak cukup gay disisi lain ryan jg pengen nyenengin ortu dg bisa beri nafkah u/ ortu sayang caranya salah……..

    Balas
  9. eddy berkata:
    5 Agustus 2008 pukul 16:53

    Mantap istilahnya; “eksekutor penjemput ajal perebut urusan malaikat maut”.

    Balas
  10. wadauuuuuuuuuuuu berkata:
    5 Agustus 2008 pukul 23:23

    pasti pembunuhannya ga sendiri,, masa dia membunuh orang sebegitu banyak sendiri dan keluarganya tidak ada yang tau,,,moga para penyidiknya bijak menyikapai sehingga tidak ada tindak kejahatan yang tidak dihukum

    Balas
  11. naederline berkata:
    6 Agustus 2008 pukul 10:01

    ya……ampyun…………..cerem dech!!!!!

    tegax dirimyu……….!!!!!!!!
    kmyu emg kejam!!!!!!!

    hih……ngeri dech!!!!!!

    you want to kill me??????

    Balas
  12. Ersis Warmansyah Abbas berkata:
    6 Agustus 2008 pukul 14:07

    Hebat du orang, saking hebatnya tidak hebat lagi.

    Balas
  13. lidya berkata:
    6 Agustus 2008 pukul 15:34

    Ryan??? orang yang sedang dimaki2 seantero. makanye kita mesti ati2.. jangan melihat orang hanya dari penampilannya saja! liat tuw ryan, wajahnya tanpa dosa tapi bisa punya hati iblis…

    Balas
  14. junaedi pencangkul berkata:
    7 Agustus 2008 pukul 08:47

    Ryan, kawan sekelas SMA-ku dulu sekelas dengan Ryan waktu SMP! Kpn hari saya juga “terusik” menuliskannya! Salam!

    Balas
  15. subakhi berkata:
    7 Agustus 2008 pukul 14:01

    Penampilan yang beda dari jati dirinya emang banyak..tapi ini bener2 edan gila..

    Balas
  16. Oki berkata:
    8 Agustus 2008 pukul 14:56

    Udah gitu homo lagi tai, pake baju GAruda lagi he he, kalau dia langsun ditembak mati wah enak betul baiknya potong sedikit2 aja burungnya sudah gitu kasih jeruk nipis n sambal terasi, udah itu ikat lagi ditempat yg ada semuat merahnya

    Balas
  17. arie berkata:
    11 Agustus 2008 pukul 02:27

    yang mengherankan ko ngak ngera berdosa !! apa dia anggap dirinya tuhan,?

    Balas
  18. rihanna berkata:
    12 Agustus 2008 pukul 02:41

    saya kok merasa ngeri setelah baca komentar teman2…kalo pembunuhan ryan biasa saja, banyak yang lebih parah dari itu…

    tapi komentar yg teman2 tulis…bikin merinding ….yang cincang lah, yang potong2 burungnya lah…dll…kalian juga sadis …ternyta

    Balas
  19. rambak berkata:
    12 Agustus 2008 pukul 12:58

    wah bener g bisa diterima akal……..jangan biarkan bebas….bisa bahaya….

    Balas
  20. the_dangaduters berkata:
    12 Agustus 2008 pukul 17:41

    hukuman mati terlalu enak tuh…siksa dulu..setrum pake listrik..seret pake mobil..gebugin..tendangng…hajarr pake sepatu tentara..abis itu sayat2..iris2 organ tubuhnya gitu aj atrs ampe dia mati..jgn ditembak..

    Balas
  21. adrizal berkata:
    13 Agustus 2008 pukul 13:29

    kita ga tau apa sebenarnya yg terjadi ma ryan knp dia sampai begitu. kita jgn terlalu pandang sebelah mata. ini baru yg ketangkap. di lain pihak gmn kasus para koruptor yg menyebabkan rakyat melarat? beberapa udah ketangkap yg belum gmn? buat ryan, biar aja proses hukum yg menyelesaikan masalahnya, lgpun dia bklan dapat hukuman atas kejahatanya

    Balas
  22. romo samsi berkata:
    13 Agustus 2008 pukul 13:51

    rian……..
    kamu layakx disebut dajjal yg menyerupai manusia,yg tdk punya prikemanusiaan dan tidak pnya akidah.
    semoga perjalanamu menuju gerbang kematian segera dipercepat………………..

    Balas
  23. koko berkata:
    13 Agustus 2008 pukul 14:00

    rian …………..
    terkutuklah kamu………….
    smoga kamu segera di execusi……………
    kamu bukanlah manusia melainkan……………..
    iblis,iblis,iblis,iblis,iblis,iblis………………
    yaa allah tolong singkirkan iblis (rian) serta iblis lainx yang berkeliaran dimuka bumi ini………

    Balas
  24. Imelda TNKS berkata:
    13 Agustus 2008 pukul 14:17

    ryan….
    ko setega itu kau membunuh..
    kamu sewajarnya dihukum seberat-beratnya martil bertindak senjata menembak kamu setan setan setan….

    Balas
  25. seto berkata:
    16 Agustus 2008 pukul 09:42

    makanya jadi orang jangan ganteng2 tar malah jadi korban lagi

    Balas
  26. fien prasetyo berkata:
    21 Agustus 2008 pukul 01:03

    daripada kita ngatain or mencela ryan, ntar malah jadi ikutan dosa…mending kita doain aj tuh org moga diampuni ma Tuhan n bertobat yak..

    Balas
  27. raka berkata:
    21 Agustus 2008 pukul 15:43

    mampus kau ryan aku tetangga lo

    Balas
  28. rakyat jelata berkata:
    24 Agustus 2008 pukul 21:14

    Seandainya Ryan bisa memilih, gw yakin dia tidak memilih jadi gay dan psikopat. Yah, sudah selayaknya dia bertanggungjawab atas perbuatanya. Ryan, brtobatlah selagi sempat. Insya Allah masih terbuka pintu tobat bagimu. Yakinlah bahwa rahmat Allah tidak terbatas. Bahkan seorang pelacur yang bergelimang dosa2 besar masih diampuni Allah hanya karena memberi minum seekor anjing. Hanya dosa syirik yang tidak pernah diampuni olehNya. Ingatlah Hadist Qudsi: “Seandainya hambaKu datang kepadaKu dengan dosa sepenuh bumi, namun dia datang kepadaKu dengan tidak menyekutukanKu (tidak menyembah tuhan yang lain selain Aku), maka akan Aku berikan ampunanKu sepenuh bumi pula”.

    Balas
  29. dija_bontang berkata:
    25 Agustus 2008 pukul 09:32

    Gue setuju bngt ma komentar rakyat jelata,,,,ya kita doin az smg rian di ampuni,,bkn mlh ikut2tan,, menghina,,,entr mlh kecepret dosax lo..!!!mending intropeksi diri masing de..!!!mang logisx perbuatanx sangt gak bisa di ampuni bngt,,dan sangt kejam dan gak manusiawi..tp serahkan smua pd yg berwjib..dan..biarlah tuhan yg menbals ats perbuatnx..

    Balas
  30. jack berkata:
    4 September 2008 pukul 16:05

    moga ryan bisa bertobat.. amiin

    Balas
  31. HENDRA berkata:
    8 September 2008 pukul 10:28

    rian dasar homo.udah homo bunuh orang lg emang dasar binatang..kejam.coba lu rasain bagaimana rasanya dimutilasi..

    Balas
  32. erbe berkata:
    17 September 2008 pukul 15:06

    Ryan Top banget, seharusnya Ryan cari para Penjahat atau Konglomerat yang tukang korupsi jd lebih terpuji………………… slmt mencoba kembali bila diberikan kesempatan……………. HAJARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

    Balas
  33. LinZzz berkata:
    19 September 2008 pukul 14:13

    para banget tuch si ryan…

    ga berasa apa2 waktu ngebunuhinya?
    mereka kan juga manusia?
    masa tega si ngebunuhin satu-satu…
    katanya ikut pesantren tapi kok kelakuanya kayak iblis gitu?
    ternyata nggak bisa ngenilai orang dari luarnya aja…
    luarnya anak baik2 dan ternyata dia seorang pembunuh!

    Balas
  34. caca berkata:
    23 September 2008 pukul 15:40

    Satu kasus yang original, sangat bagus untuk dijadikan penelitian dan bahan acuan supaya hal serupa tidak terulang kembali dengan pelaku yang berbeda.
    Omong-omong soal biadab dan psikopat saya rasa anggota dewan kita perlu dipertanyakan ‘kesehatannya’. Lihat saja sebagian dari mereka yang terkuak aibnya memperlihatkan 20 kriteria psikopat hehehehe…. seram!!!!

    Balas
  35. Oretachi berkata:
    25 September 2008 pukul 11:58

    – “Don’t judge the book by its cover” –

    Balas
  36. maharga berkata:
    25 September 2008 pukul 14:28

    ga semua yang trlihat selalu sama dengan kenyataan
    seperti hari yang cerah d pagi hari siapa sangka hujan gemuruh di siang hari.
    laksana kebahagiaan yang selalu datang setelah kesusahan melanda kita…

    Balas
  37. Ping-balik: Bang, Aku Baru Keluar Sel « siBong
  38. herpin berkata:
    26 Oktober 2008 pukul 19:29

    ryan goblok

    Balas
  39. niko berkata:
    15 November 2008 pukul 11:18

    ryan…ryan!!!!,kenapa sih kamu ini masa suka bunuh orang ,emang enak ya kalau bunuh orang??? , dalam hati “goblok deh loe!!!!!!!!!!”

    Balas
  40. inem berkata:
    8 Desember 2008 pukul 18:52

    Hi rian wajah mu mirip suami ku. namamu sama dengan nama anak ku. ya kita hamba allah yang tak sempurna.ddan ingat setan senantiasa membuntuti kita.emang si perbuatan mu kejam banget. ya aku harap jangan ada yg ikut kejam , semua itu biar allah yang memberi ganjaran. ya kita turunan adam dan hawa yang memang uda dosa.rian bertobat lah

    Balas
  41. inem.1 berkata:
    11 Desember 2008 pukul 20:36

    yan kamu lagi ngapa ya?. aku ngak habis pikir si mikirin kamu.aku belum tau bener pasal kasus mu. nanti kalau i pulang jawa pasti tau. yang jelas di hati kecil ku.kasian ama kamu, kenapa kamu ikut jalan nya setan.dan kamu pun jadi nya jadi setan.he…………. matine wong mala dadi ra kako karoan.terus piye ngene iki jajali ngeneki terus pije

    Balas
  42. MANG DUMAN berkata:
    22 Februari 2009 pukul 16:39

    ryan si moong suka geh..

    mw di cepod…

    Balas
  43. maco berkata:
    22 Maret 2009 pukul 22:13

    HUKUM MATI AJA DIA !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

    Balas
  44. coki-coki berkata:
    19 April 2009 pukul 16:47

    kalo boleh request, hukuman matinya bukan hukuman tembak. tapi hukuman “MUTILASI” mulai dari ujung jempol kaki!

    Balas
  45. geri afandi,csh berkata:
    27 Maret 2011 pukul 00:24

    seorang rian pantas mendapatkan hukuman mati,biar tau rasa bagai mana rasanya di bunuh,,,,sifat rian kayak nya “anok anok cipotok”kata orang padang,tersingung sedikit sangat ganas

    Balas
  46. opo berkata:
    4 Agustus 2012 pukul 13:19

    haloo numpang lewat…..

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

About

 

WinDede a.k.a Erwin D. Nugroho.

Anak kampung dari pelosok Kalimantan, bermukim dan beraktivitas di belantara Jakarta. Selain menulis dan memotret, jalan-jalan adalah kegemarannya yang lain.

My Book

My Youtube

https://youtu.be/zE0ioByYHhs

My Instagram

windede

Sesi foto keluarga, biar ada kenangannya... #eeeaa Sesi foto keluarga, biar ada kenangannya... #eeeaaaa
Si bungsu udah macam anak tunggal... Si bungsu udah macam anak tunggal...
Sesi foto tiga generasi... Sesi foto tiga generasi...
Baru terima nih official photos dari graduation du Baru terima nih official photos dari graduation dua pekan yg lalu. Harus diposting dong yak, hahaha...
Terima kasih Rektor UAI Prof. Dr. Ir. Asep Saefudd Terima kasih Rektor UAI Prof. Dr. Ir. Asep Saefuddin, M.Sc.
Bersama Dekan Fakultas Hukum UAI Dr. Yusup Hidayat Bersama Dekan Fakultas Hukum UAI Dr. Yusup Hidayat, S.Ag., M.H.
Sekali-sekali dapat predikat tertinggi selain ukur Sekali-sekali dapat predikat tertinggi selain ukuran badan hehe 😁
Alumni FH UAI angkatan 2018 👨‍🎓👩‍🎓 Alumni FH UAI angkatan 2018 👨‍🎓👩‍🎓
Alhamdulillah... Alhamdulillah...
Load More Follow on Instagram

Arsip Blog

Posting Terakhir

  • Ogi, Amtenar Aktivis
  • Uji Bebas Covid-19
  • Nyetir Sendiri Keliling Eropa (4): Bebas Ngebut di Jerman, Taat Speed Limit di Prancis dan Belanda
  • Nyetir Sendiri Keliling Eropa (3): Semua Urusan Dikelola Mesin, Bisa Curang Tapi Tetap Patuh
  • Nyetir Sendiri Keliling Eropa (2): Sewa Mobilnya Murah, tapi Parkir Mahal dan Susah
  • Nyetir Sendiri Keliling Eropa (1): Bebas Pilih Destinasi, Biaya hanya Seperempat Paket Wisata
©2023 WINDEDE.com | Design: Newspaperly WordPress Theme