Skip to content

WINDEDE.com

Menu
  • Home
  • Esai
  • Kontemplasi
  • Inspirasi
  • Perjalanan
  • Fotografi
  • Budaya
  • Politika
Menu

Siapa (Di)suruh Datang Jakarta

Posted on 29 Januari 2008

Kedai kopi Ohlala di Plaza Menteng

AKHIRNYA, ya… akhirnya. Saya mendamparkan diri di belantara ibu kota. Tempat yang semasa saya kecil dulu sering disebut “kekejamannya melebihi ibu tiri”. Ini hari ke tiga saya di Batavia. Sementara sih nyaman dan baik-baik belaka. Mudah-mudahan begitu seterusnya.

Saya ini orang kampung tulen. Lahir dan besar di kampung. Jauh dari hiruk-pikuk metropolitan. Sesekali memang bertandang ke Jakarta untuk urusan pekerjaan, tetapi hanya untuk satu dua hari. Tak pernah bermimpi menjalani kehidupan di Jakarta, karena betapapun jadi orang kampung itu menyenangkan.

Tetapi hijrah itu penting. Saya percaya kehidupan ini harus dijalani dengan bergerak, berubah, berpindah. Meski bukan berarti karena itu lantas kita harus pindah-pindah terus. Kata orang, setiap suasana baru pasti membawa semangat baru. Dan saya memang sedang bersemangat sekarang.

Padahal baru saja saya dan keluarga pindahan. Belum satu tahun. Dari Banjarbaru di Kalimantan Selatan ke Balikpapan di Kalimantan Timur. Pekerjaan yang membuat saya harus pindah lagi. Sesuatu yang sungguh saya nikmati, kecuali istri yang sedikit kerepotan karena dia yang lagi-lagi ketiban kemas-kemas barang.

Semalam, usai membereskan sejumlah persiapan pekerjaan baru di kantor, saya menyempatkan diri mengunjungi beberapa kawan. Yang satu pengacara sukses yang sekampung dengan saya, yang saya temui di kantornya di Menara Bidakara. Namanya juga kawan lama, kami ngobrol ngalor-ngidul, dari urusan “tips-tips hidup di Jakarta” sampai bagaimana trik televisi dan koran-koran menyiapkan liputan wafatnya Soeharto sejak jauh-jauh hari. Tinggal mengisi tanggal dan jam saja.

Paman Tyo lagi sibuk dengan ponselnya....

Selepas pertemuan dengan kawan ini saya menjumpai kawan lain lagi. Dialah Paman Tyo, si kere kemplu yang gombal abis itu. Ini pertemuan kedua dengan blogger top markotop ini, yang tubuhnya sekarang tampak lebih berisi dibandingkan pertemuan pertama dulu, tapi dia tetap saja pede bilang bahwa; “Ini udah turun banyak nih, celana aja kedodoran.”

Malam itu, selain dengan Paman Tyo, saya berjumpa rekan-rekan blogger lain juga, yang ternyata sedang menyiapkan gathering di Taman Menteng di hari pertama Februari pada Jumat malam nanti. Saya malah diajak keliling taman karena mereka sedang mencari posisi paling sip untuk venues. Selepas itu, kami nongkrong di kedai kopi di Plaza Menteng sampai larut malam.

Sejauh ini tampaknya Jakarta cukup bersahabat. Saya mendapat sambutan hangat bukan saja di lingkungan kantor yang baru, tetapi juga sejumlah kawan yang dengan tangan terbuka bilang: welkam tu de janggel.

Menjelang tidur malam tadi, saya tiba-tiba ingat syair lagu: siapa suruh datang Jakarta. Hanya sepenggal itu saja…

Like & Share

22 thoughts on “Siapa (Di)suruh Datang Jakarta”

  1. Anang berkata:
    29 Januari 2008 pukul 19:59

    di jakarta banyak gula.. makanya semut2 pada datang pak

    Balas
  2. Ersis W. Abbas berkata:
    29 Januari 2008 pukul 20:22

    Mudah-mudahan Sampeyan nanti mampu menyadarkan banyak orang di Jakarta, bahwa Indonesia itu teramat luas. Jakarta hanya bilik kecil republik tercinta ini. Jakarta, Jakarta, duh kasihan … Mudahan-mudahan kedatangan Samoeyan in zakarte … semakin banyak orang lebih sadar, memperkuat barisan pembangun bangsa … dari Jakarta pembangunan Indonesia. Daerah seupil itu memutar uang republik lebih 60%, Jakarta yang loba.

    Balas
  3. yudhi berkata:
    29 Januari 2008 pukul 22:33

    Tumben si paman itu bisa dipoto ?
    wah… sesaji apa ini mas? :)) kok bisa-bisanya moto si beliau itu ๐Ÿ˜›

    Balas
  4. iman brotoseno berkata:
    30 Januari 2008 pukul 00:53

    ditraktir paman kah ? secara yang baru dapet warisan…

    Balas
  5. Seggaf berkata:
    30 Januari 2008 pukul 10:41

    akhirnya pindah jua si boss ke jkt, semoga sukses, oom ….

    Balas
  6. funkshit berkata:
    30 Januari 2008 pukul 16:51

    itu paman ??
    sepertinya bukan deh . .saya nda percaya
    paling cuman samaan aja bentuk2 nya

    Balas
  7. kucingkeren berkata:
    30 Januari 2008 pukul 18:38

    jakarta itu cantik kok mas..sy selalu kangen..apalagi sama kemacetan di thamrin n sudirman itu… coba saja… ๐Ÿ™‚ .. salam kenal..

    Balas
  8. ndoro kakung berkata:
    30 Januari 2008 pukul 19:42

    wah iya, saya baru sadar kita kayaknya bertemu malam itu ya? ๐Ÿ˜€

    Balas
  9. Ping-balik: Jumpa Windede : memo | blogombal.org
  10. geblek berkata:
    2 Februari 2008 pukul 09:37

    makanya jkt banjir, ada tamu toh

    Balas
  11. mikow berkata:
    4 Februari 2008 pukul 10:25

    Udah menikmati salah satu taman kota buatan pabrikku jadi nggak nyesel dtg ke jakarta kan mas? ๐Ÿ™‚

    Balas
  12. Mbilung berkata:
    4 Februari 2008 pukul 13:09

    Selamat datang Kang. Saya malah sedang ancang-ancang minggat dari kerjaan di Jakarta. ๐Ÿ˜€

    Balas
  13. unai berkata:
    4 Februari 2008 pukul 17:00

    owww..beberapa hari tak kemari, bapak ini sudah hijrah rupanya…uhuk pindah Jogja aja pak lah…di sini juga ada Oh lala ๐Ÿ™‚

    Balas
  14. ogi fajar nuzuli berkata:
    6 Februari 2008 pukul 22:42

    He…he…sampai ketemu di banjir akan datang… selamat bertugas bozz, mudahan sukses dan kariernya terus meninggi seperti postur sampean…

    Balas
  15. froz! berkata:
    7 Februari 2008 pukul 08:49

    slamat datang di belantara beton bro!
    siapin filter yg banyak, biar gak terinfeksi.
    semoga sukses!
    oh ya, gw jg dah 9 taon ini ikut2an nyesekin jakarta :d

    Balas
  16. kw berkata:
    7 Februari 2008 pukul 22:57

    jangan lupa mampir ke tempat2 menarik di mangga besar ๐Ÿ™‚

    Balas
  17. Deny berkata:
    11 Februari 2008 pukul 20:46

    Tulisan nyang ini ga ada di Kalpost ya bos… Jgn lupa dgn yg di Bpn, Guntur dan Sigit. hahaha……

    Balas
  18. heny berkata:
    8 Maret 2008 pukul 14:20

    udah ketemu ama ibu tiri belum ?
    mudahan ngga ketemu ya .. biar ngga merasakan kejamnya Jakarta ..
    Sukses selalu ..

    Balas
  19. Jiban berkata:
    14 Maret 2008 pukul 18:43

    kalo saya secara pribadi (untuk saat ini) lebih suka tinggal di kota yang tenang ๐Ÿ˜€

    Balas
  20. antown berkata:
    23 Maret 2008 pukul 18:58

    hayo..siapa yang nyuruh ke jakarta??

    Balas
  21. anno' berkata:
    1 April 2008 pukul 23:15

    ho oh…di jakarta bnyk sekali gulanya….walopun berkali2 banjir..rusuh…dlll..

    Balas
  22. didi gunawan berkata:
    28 Juni 2008 pukul 13:57

    jakarta, emang menawarkan segalanya. Tapi jangan lupa kampung he..hee

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

About

 

WinDede a.k.a Erwin D. Nugroho.

Anak kampung dari pelosok Kalimantan, bermukim dan beraktivitas di belantara Jakarta. Selain menulis dan memotret, jalan-jalan adalah kegemarannya yang lain.

My Book

My Youtube

https://youtu.be/zE0ioByYHhs

My Instagram

windede

The Cousins. Remake foto 12 tahun bocah-bocah dgn The Cousins. Remake foto 12 tahun bocah-bocah dgn sebagian sepupu Samarinda...
The Siblings (part 2). Ini remake foto 30 tahun la The Siblings (part 2). Ini remake foto 30 tahun lalu (1992). Panjang umur semuanya...
The Siblings (part 1). Remake foto kami kakak-bera The Siblings (part 1). Remake foto kami kakak-beradik 40 tahun lalu: 1982 (atas) dan 2023 (bawah). Alfatihah utk si kembar Shinta (foto atas, kedua dari kiri) yg telah berpulang lebih dulu.
Yg ini okelah buat avatar... ๐Ÿ˜‡๐Ÿ˜ Yg ini okelah buat avatar... ๐Ÿ˜‡๐Ÿ˜
Hahaha... Machine learning-nya si AI masih harus b Hahaha... Machine learning-nya si AI masih harus banyak belajar...
Lama gak posting. Sekali posting langsung ikut-iku Lama gak posting. Sekali posting langsung ikut-ikutan trend wkwkwk
Alhamdulillah... Alhamdulillah...
Sesekali, biar punya foto keluarga... ๐Ÿ˜Ž Sesekali, biar punya foto keluarga... ๐Ÿ˜Ž
Udah lama gak foto bertiga... #fafiva Udah lama gak foto bertiga... #fafiva
Load More Follow on Instagram

Arsip Blog

Posting Terakhir

  • Ogi, Amtenar Aktivis
  • Uji Bebas Covid-19
  • Nyetir Sendiri Keliling Eropa (4): Bebas Ngebut di Jerman, Taat Speed Limit di Prancis dan Belanda
  • Nyetir Sendiri Keliling Eropa (3): Semua Urusan Dikelola Mesin, Bisa Curang Tapi Tetap Patuh
  • Nyetir Sendiri Keliling Eropa (2): Sewa Mobilnya Murah, tapi Parkir Mahal dan Susah
  • Nyetir Sendiri Keliling Eropa (1): Bebas Pilih Destinasi, Biaya hanya Seperempat Paket Wisata
©2023 WINDEDE.com | Design: Newspaperly WordPress Theme