Â
SETELAH empat tahun, saya akhirnya harus ke China lagi. Berkunjung ke sejumlah kota di Tiongkok, menghirup udara sejuk di penghujung musim dingin, sembari membuka lebar mata menyaksikan betapa majunya negeri berpenduduk 1,3 miliar manusia ini.
Tentu benak dipenuhi rasa penasaran. Kampung saya saja, dalam empat tahun, sudah berubah luar biasa. Daerah yang tadinya sepi sekarang menjadi sentra industri. Pusat kota menyesak, karena kendaraan bertambah saling himpit. Apalagi RRT yang geliat ekonominya demikian dahsyat. Empat tahun pasti telah mengubah banyak hal.Â
Trip kali ini bukanlah berwisata, seperti perjalanan ke China sebelumnya. Agendanya lebih spesifik; business trip. Saya memang bergabung dalam rombongan besar; Indonesia China Business Council (ICBC), sebuah organisasi yang didedikasikan untuk jalinan bisnis Indonesia-China. Ada lebih 100 orang ikut, dipimpin bos Maspion Group Alim Markus.
Perjalanan dimulai Senin dini hari, 21 Mei, dari Soekarno-Hatta menuju Xiamen, kota utama di Provinsi Fujian yang terkenal sebagai kawasan industri. Di Xiamen hanya transit sebentar di Gaogi Airport, lantas melanjutkan perjalanan ke Beijing. Dua hari di Beijing tentu cukup untuk keluyuran. Apalagi memang tak ada agenda penting kecuali jalan-jalan!
Baru ada acara resmi di hari ke tiga, karena saya beserta rombongan mesti menuju kota Dalian, di sebelah timur Beijing, untuk sebuah pertemuan dengan pemerintah dan pengusaha setempat. Kabarnya bakal ada semacam penandatangan kerjasama investasi di kota pelabuhan yang padat dan penting ini. Entahlah, saya sendiri, karena sekadar pengikut, belum tahu pasti apa acara resmi itu.
Dari Dalian perjalanan dilanjutkan ke Qingdao, kota di pantai selatan yang juga padat. Sejumlah pertemuan dengan para pebisnis Tiongkok akan dilakukan di kota ini. Kunjungan berikutnya adalah ke Weifan, kota yang bahkan namanya pun masih begitu asing bagi saya. Karena dua kota ini belum pernah saya datangi, maka trip kali ini pastilah menarik.
China sedang menikmati kemajuan, menyongsong masa depan yang semakin tak terduga; termasuk bilakah, pada saatnya, negeri ini akan melampaui kedigdayaan ekonomi Amerika. Banyak yang meramal waktunya tak seberapa lama lagi — mengingat untuk beberapa hal, China bahkan sudah lebih maju dan jauh meninggalkan, bukan saja ekonomi, tetapi juga kesombongan, Amerika.
Dunia sedang memasang mata ke Negeri Tirai Bambu. Untuk segala hal. Untuk apapun. Orang-orang berdatangan ke Tiongkok, membelalakkan mata dengan decak yang tak berhenti. Mengagumi sesuatu yang sepatutnya memang dikagumi. Negeri raksasa itu sudah benar-benar meraksasa. Seolah membuktikan sabda; Belajarlah sampai ke Negeri China…
Jangan lupa bawa oleh-oleh yang banyak …
china memang mengagumkan! proyek persiapan olimpiade benar-benar bikin mulut menganga penuh kesima. blm lagi keajaiban pembangunan yg gencar ia laksanakan. tingkat pertumbuhan ekonomi yg fantastis pula (saingan berat dgn vietnam). tak pelak lagi… kita perlu belajar hingga ke negri china 🙂
bawa oleh oleh yang menarik ya om dari china. sisi lain cina yang ndak diungkap media mungkin.
walah enak sekali bisa jalan2 ke China, oleh2 nya dong
subhanallah…. semoga semua pelajaran yang diperoleh dari negeri China bisa menginspirasi perubahan dan perbaikan gasan Banua………….
serius amat ya, komentarnya!!!???
Tlong ajari cara menjalankan bisnis dengan baik