Skip to content

WINDEDE.com

Menu
  • Home
  • Esai
  • Kontemplasi
  • Inspirasi
  • Perjalanan
  • Fotografi
  • Budaya
  • Politika
Menu

Bunga-bunga; Penghias dan Ritual

Posted on 10 Oktober 2006

Katakan dengan Bunga Makro…

Ada yang tau ini bunga apa? Entahlah, saya tak pernah tau, meskipun setiap hari bunga ini mekar (tak) mewangi di halaman rumah. Saya juga belum cukup iseng pergi ke toko bunga untuk sekadar bertanya. Bahkan tukang taman yang rutin datang ke rumah mengurusi bunga ini juga cuma geleng kepala; sama-sama nggak tau.

Foto pertama, yang di atas itu, adalah bunga yang belum sempurna. Sebenarnya masih berupa putik yang belum mekar. Saya memotretnya dengan modus makro sehingga tampak seperti benda persegi yang aneh. Mirip lipatan dasi kupu-kupu yang sering dipakai pelayan di rumah makan itu.

Sekuntum bunga ini, ketika sudah mekar, tak lebih besar dari koin 100 perak. Jumlahnya banyak, hampir menutupi semua daunnya. Bertangkai pendek dan berwarna putih-kuning selang-seling. Tumbuh subur tanpa harus dirawat khusus. Selalu berbunga sepanjang tahun tanpa musim, dan harus rutin dipangkas supaya pertumbuhannya tidak nyebar ke sana kemari.

Setelah mekar... cantik sekali...Foto kedua, yang di samping ini, adalah bunga yang sama, namun sudah mekar maksimal. Saya tak pernah menghitung, tetapi sepertinya bunga ini hanya bertahan mekar beberapa hari sebelum kelopaknya layu, menua dan jatuh ke tanah. Lantas dari tangkai-tangkai yang tersisa bermunculan lagi putik-putik baru.

Saya bukan pengoleksi bunga, juga bukan pria dengan romantisme ala pangeran dari istana, yang berlutut di hadapan wanita dengan sekuntum bunga di genggaman tangan, sambil dengan yakin merasa ucapannya dipercaya. Kebetulan saja taman di halaman rumah ditanami beberapa jenis bunga, yang pilihan dan keputusannya dilakukan sendiri oleh tukang taman. Saya hanya kebagian menikmati saja, dan sesekali memotretnya.

Foto ketiga, yang berwarna merah, pastilah bunga yang berbeda. Orang banyak menyebutnya Asoka. Bentuknya tak seperti Asoka yang biasa Anda lihat? Tidak… ini hanya karena perspektif saja. Saya memotretnya makro lantas melakukan croping untuk menampilkan fokus yang lebih zooming. Sehingga yang tampak hanyalah sepenggal dari sekuntum Asoka.

Bunga Asoka dalam perspektif yang berbeda...

Selama ini, karena tak pernah melihat detilnya, saya mengira Asoka berwarna merah solid. Ternyata tidak; di tengah belahan kelopak bunga ini ada bagian kuning yang entah harus disebut apa. Mungkin semacam ”benang sari”. Yeah, kalau mau tau pengertian bunga secara ilmiah, bisa ditengok di sini.

Di kampung saya, bunga bukan sekadar jadi penghias rumah. Ada jenis-jenis tertentu yang lazim menjadi bagian ritual. Bunga-bunga yang menghasilkan wewangian biasanya dipetik untuk dirangkai demi macam-macam kepentingan. Bunga yang tak wangi ditanam di sudut tertentu untuk kepentingan yang lain; dari urusan pesugihan sampai keselamatan.

Saya sendiri belum memanfaatkan bunga-bunga di halaman rumah kecuali untuk penyejuk mata dan objek memotret. Anda punya cerita tentang bunga?

Foto: Windede | Kamera: Nikon Coolpix 2100 

Like & Share

19 thoughts on “Bunga-bunga; Penghias dan Ritual”

  1. Iwan berkata:
    11 Oktober 2006 pukul 10:27

    Makronya MANTAP Win. Kalo boleh tau motretnya pake kamera apa?
    Saya share hasil karyaku di Shutterchance.com
    http://www.ihunowu.shutterchance.com/photoblog/12044.htm

    Balas
  2. devie berkata:
    11 Oktober 2006 pukul 14:15

    secara teknis, Coolpix 2100 tuh bukan kamera dengan lensa yang cukup bagus menurutku, tapi kok hasilnya ketika Om pegang jadi AMAZING gini ya? kalo dah megan Alpha-nya SONY kayak apa lagi ya photonya?

    **kagum

    [saya loom dapet poto yang memuaskan]

    Balas
  3. Kang Kombor berkata:
    11 Oktober 2006 pukul 16:37

    Karena tidak ngerti kamera, Kang Kombor ngomentari bunga saja. Yang bunga nomer satu nggak tahu namanya. Yang kedua, konfirmasi, namanya asoka. Kalau soal bunga yang untuk ritual, Mas, ada tuh bunga melati yang suka dijadikan penghias keranda hehehe… Kalau untuk pernak-pernik sajen, ada kanthil. Nah, kalau yang enak dipecel, bunga turi.

    Balas
  4. meiy berkata:
    11 Oktober 2006 pukul 17:16

    bunga yg pertama kalo di kampungku namanya bunga tai ayam hehehe namanya zelekxs ya, padahal cantik, aku taman juga bbrp warna di halaman. ada foto juga tapiii, malu dunk ga bagus kaya fotonya mas fotografer ini 😀

    Balas
  5. BARRY berkata:
    12 Oktober 2006 pukul 09:14

    bagus hasil jepretannya tuh. Tidak disangka ternyata fan berat bunga juga nih?

    Balas
  6. maya berkata:
    13 Oktober 2006 pukul 13:34

    bunga pertama kalo ndak salah namanya bunga tembelek *baunya ga enak, ituh kali ya alasan knapa trus dikasih nama tembelek*..yang kedua aku ga ngerti namanya..tapi emang pernah tau bunganya 🙂

    Balas
  7. gaussac berkata:
    13 Oktober 2006 pukul 16:18

    wah harus banyak belajar nih.
    mas sekali-kali bikin postingan tip dan trik atau teknik fotografi dong, bagi-bagi ilmulah…

    Balas
  8. adeeeeeee berkata:
    13 Oktober 2006 pukul 20:40

    foto nya buagus,bunga pertama untuk ngusir nyamuk dan bau nya asli ga uenak

    Balas
  9. -f berkata:
    16 Oktober 2006 pukul 09:15

    untuk penygaran mata dong.
    katakan dengan bunga bank, sekarang jamannya! :d

    Balas
  10. lupi berkata:
    19 Mei 2007 pukul 13:40

    bener gak sich…arti nama bunga matahari itu “slalu memerhatikan”???

    Balas
  11. Kris berkata:
    17 September 2007 pukul 18:27

    Iya, sepintas memang mirip dengan bunga asoka, kira2 masih saudara tidak ya?

    Balas
  12. sha berkata:
    25 September 2007 pukul 12:39

    nope

    Balas
  13. Dadang berkata:
    19 November 2007 pukul 02:13

    halo bung Windede apa kabarnya.
    mungkin sudah lupa ya sama saya, di penghujung akhir tahun 2003 saya masihbersama anda di banjarbaru.Waktu di radar banjar
    hanya enam bulan bergabung.
    Kini alhamdullilah sudah bailik kampung ke Tasikmalaya. Setelah sebelumnya mendarat dulu di Kota Bandung. Bagaimana dengan teman-teman yang lain seperti safariyansah dan bung Fitri dan Almi Hatta. kalua yang tua itu yang botak siapa

    Balas
  14. CHIZTA berkata:
    29 Desember 2007 pukul 12:33

    UPPZ<ARTI NAMA BUNGA YANG LAIN DONG!!!!!!

    Balas
  15. indah berkata:
    11 Februari 2008 pukul 11:08

    cantik sih bunganya tapi kok cuan sedikit koleksiannya.
    maunya ada tempat sendiri khusus kumpulan bunga yang cantik2

    Balas
  16. yayuk berkata:
    11 Februari 2008 pukul 11:11

    koleksi bunga anda memeng sangat bagus.
    tapi ada kurangnya!!!……
    jawabannya koleksi bunga anda kurang banyak….

    Balas
  17. yayuk berkata:
    11 Februari 2008 pukul 11:13

    koleksian anda kurang banyak tuhhhhhhhh………!!!!!!!!!!!

    Balas
  18. ARM N EZI berkata:
    10 Juli 2008 pukul 23:47

    bunga2 nya mmg cantik..
    tapi sekit sangat..
    tambah kan koleksi yaQ!

    Balas
  19. krisna berkata:
    4 Juni 2011 pukul 08:18

    tolong bila ada yg punya info ttg dimana mendapatkan biji bunga asoka yang berwarna hitam..urgent..terima kasih sebelumnya

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

About

 

WinDede a.k.a Erwin D. Nugroho.

Anak kampung dari pelosok Kalimantan, bermukim dan beraktivitas di belantara Jakarta. Selain menulis dan memotret, jalan-jalan adalah kegemarannya yang lain.

My Book

My Youtube

https://youtu.be/zE0ioByYHhs

My Instagram

windede

Sesi foto keluarga, biar ada kenangannya... #eeeaa Sesi foto keluarga, biar ada kenangannya... #eeeaaaa
Si bungsu udah macam anak tunggal... Si bungsu udah macam anak tunggal...
Sesi foto tiga generasi... Sesi foto tiga generasi...
Baru terima nih official photos dari graduation du Baru terima nih official photos dari graduation dua pekan yg lalu. Harus diposting dong yak, hahaha...
Terima kasih Rektor UAI Prof. Dr. Ir. Asep Saefudd Terima kasih Rektor UAI Prof. Dr. Ir. Asep Saefuddin, M.Sc.
Bersama Dekan Fakultas Hukum UAI Dr. Yusup Hidayat Bersama Dekan Fakultas Hukum UAI Dr. Yusup Hidayat, S.Ag., M.H.
Sekali-sekali dapat predikat tertinggi selain ukur Sekali-sekali dapat predikat tertinggi selain ukuran badan hehe 😁
Alumni FH UAI angkatan 2018 👨‍🎓👩‍🎓 Alumni FH UAI angkatan 2018 👨‍🎓👩‍🎓
Alhamdulillah... Alhamdulillah...
Load More Follow on Instagram

Arsip Blog

Posting Terakhir

  • Ogi, Amtenar Aktivis
  • Uji Bebas Covid-19
  • Nyetir Sendiri Keliling Eropa (4): Bebas Ngebut di Jerman, Taat Speed Limit di Prancis dan Belanda
  • Nyetir Sendiri Keliling Eropa (3): Semua Urusan Dikelola Mesin, Bisa Curang Tapi Tetap Patuh
  • Nyetir Sendiri Keliling Eropa (2): Sewa Mobilnya Murah, tapi Parkir Mahal dan Susah
  • Nyetir Sendiri Keliling Eropa (1): Bebas Pilih Destinasi, Biaya hanya Seperempat Paket Wisata
©2023 WINDEDE.com | Design: Newspaperly WordPress Theme