Skip to content

WINDEDE.com

Menu
  • Home
  • Esai
  • Kontemplasi
  • Inspirasi
  • Perjalanan
  • Fotografi
  • Budaya
  • Politika
Menu

Aneka Senja di Balik Jendela

Posted on 28 September 2006

Warna-warni langit senja di angkasa...

Senja bisa dinikmati di mana saja. Termasuk dari balik jendela pesawat. Ini malah senja yang bebas hambatan, tak terhalang oleh siluet pepohonan seperti senja di darat, atau tonggak kayu perahu cadik di pantai-pantai. Bila mujur dapat jendela yang bersih, kita malah serasa berada di istana warna.

Ya, berada di posisi sekian ribu kaki di atas permukaan laut membuat kita disuguhi langit sejauh mata memandang. Penggalan bumi di bawah sana hanyalah potret samar yang sulit ditebak. Apalagi bila waktunya adalah senja. Tuhan melukis langit untuk kita, dengan warna-warni yang repot bila harus dinamai satu per satu.

Jendela pesawat menjadi frame untuk capture ini...Dalam banyak kesempatan warna yang membuncah adalah kuning emas memerah seperti kebanyakan senja di daratan. Tetapi di kesempatan lain kerap muncul warna-warna aneh yang boleh jadi malah belum punya nama. Refleksi matahari yang baru saja tenggelam di ufuk memang membuat langit di sepanjang horison tersulap menjadi kanvas yang ditumpahi sejuta warna.

Ada gradasi yang sepertinya tak beraturan, tapi justru menghadirkan keindahan. Biru siang menyeruak di sela-sela warna senja, perlahan menjadi gelap dan kemudian berubah malam. Ketika matahari bahkan sudah tak menyisakan sinarnya lagi, gelap malam bercampur sisa-sisa biru langit dan warna emas malah menghadirkan aura mistis yang sulit dijelaskan dalam kata-kata.

Apakah senja yang kita lihat di darat, atau di pantai, adalah senja yang sama dengan kanvas di balik jendela pesawat? Tentu saja, karena mataharinya kan yang itu-itu juga. Namun karena langit konon berlapis tujuh dan setiap aras memiliki pemandangannya sendiri, maka bolehlah sedikit bergaya bahwa di angkasa ada senja yang lebih indah. Mungkin karena tak terganggu kekotoran duniawi seperti halnya penyekat pandangan kita di bumi.

Senja-senja itu berganti setiap hari. Seperti rentetan slide yang tiada pernah mati. Lengkap dengan kreasi dari sang Maha Pelukis. Rekamlah setiap senja yang kau jumpai… pastikan tak ada sepasang senja pun yang memiliki kesamaan.

Oblique Sunset - Senja miring di langit yang hanya berteman matahari...Memotret senja di balik jendela pesawat tak semudah hunting sunset di daratan. Perlu selera yang baik untuk memperoleh angle yang baik. Apalagi objeknya hanya langit. Saya sendiri biasanya memilih duduk di seat dekat sayap –lebih sering di kursi emergency— supaya sayap bisa jadi objek siluet.

Toh, memotret langit polos saja pun masih bisa menghasilkan gambar menarik. Suatu hari saya berjumpa langit bening dengan matahari yang tak lagi sangar. Area di sekitarnya menjadi permadani emas dengan guratan awan yang luarbiasa indah. Saya memiringkan kamera dan meletakkan matahari di sudut bawah. Sampai hari ini, saya suka sekali memandangi foto ini.

Dari balik jendela pesawat, angkasa mungkin hendak menyampaikan banyak cerita. Entah pesan dari surga atau sekadar salam dari Tuhan.

Untuk ihwal yang sama, apakah Anda punya cerita?

Like & Share

9 thoughts on “Aneka Senja di Balik Jendela”

  1. julia berkata:
    28 September 2006 pukul 16:26

    saya juga suka berburu sunset tu bang win’ tapi blun dapat kesempatan memburunya langsung diangkasa…mudahmudahan ada kesempatan untuk saya nantinya, dan mudah mudahan kaca jendela pesawatnya tidak blur hehe. Anda benar sekali tentang “senja berganti setiap hari..tidak ada sepanjang senja pun yang memiliki kesamaan”

    Balas
  2. bebek berkata:
    28 September 2006 pukul 16:30

    eang itu hasil jepretan poto? bukan hasil editan? bagus ya.. 😀 cuman , kok sempet-sempatnya sih kang.. 😀

    Balas
  3. blonty berkata:
    28 September 2006 pukul 21:34

    kalau foto beginian, biasanya mudah diperoleh di atas bandara soekarno-hatta pada jam-jam setelah magrib. ya kan, kang windede? :p

    Balas
  4. didats berkata:
    28 September 2006 pukul 22:19

    wah, keren!

    aku belum pernah naek pesawat pas lagi sunset…. paling malem…
    ato, pagi banget… hihihi..

    maklum, cari yang murahan… 😀

    Balas
  5. IndraPr berkata:
    29 September 2006 pukul 12:16

    Wah sudah lama kesini, ternyata udah punya tampilan baru ya. Pake WordPress pula. Selamat atas “kelahiran kembali” weblognya… 🙂

    Kapan mau mampir ke SG lagi? 🙂

    Balas
  6. tukang kebon berkata:
    29 September 2006 pukul 14:12

    bisa dijumptuin tidak senjanya…keren!!

    Balas
  7. pancaradis berkata:
    1 Oktober 2006 pukul 10:20

    Bro…, alamat blog saya pindah ke http://pancaradis.questh.com ATAU KLIK DI SINI MOHON LINKNYA DI GANTI KE ALAMAT INI YAH, LINK BALIKNYA DI ALAMAT BARU INI JUGA. MAKASIH…:)

    Balas
  8. pancaradis berkata:
    1 Oktober 2006 pukul 14:53

    Wah… benar-benar super kreatif.. tapi jangan diterusin ahh bro… terutama mengemudi sambil nelpon, plus sambil motret.
    OK?

    Balas
  9. Seggaf berkata:
    2 Oktober 2006 pukul 09:49

    aku tahu kenapa lebih suka duduk di depan emergency door, karena lebih lapang, iya nggak? ukuran badan situkan panjang banget, hehehe

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

About

 

WinDede a.k.a Erwin D. Nugroho.

Anak kampung dari pelosok Kalimantan, bermukim dan beraktivitas di belantara Jakarta. Selain menulis dan memotret, jalan-jalan adalah kegemarannya yang lain.

My Book

My Youtube

https://youtu.be/zE0ioByYHhs

My Instagram

windede

Sesi foto keluarga, biar ada kenangannya... #eeeaa Sesi foto keluarga, biar ada kenangannya... #eeeaaaa
Si bungsu udah macam anak tunggal... Si bungsu udah macam anak tunggal...
Sesi foto tiga generasi... Sesi foto tiga generasi...
Baru terima nih official photos dari graduation du Baru terima nih official photos dari graduation dua pekan yg lalu. Harus diposting dong yak, hahaha...
Terima kasih Rektor UAI Prof. Dr. Ir. Asep Saefudd Terima kasih Rektor UAI Prof. Dr. Ir. Asep Saefuddin, M.Sc.
Bersama Dekan Fakultas Hukum UAI Dr. Yusup Hidayat Bersama Dekan Fakultas Hukum UAI Dr. Yusup Hidayat, S.Ag., M.H.
Sekali-sekali dapat predikat tertinggi selain ukur Sekali-sekali dapat predikat tertinggi selain ukuran badan hehe 😁
Alumni FH UAI angkatan 2018 👨‍🎓👩‍🎓 Alumni FH UAI angkatan 2018 👨‍🎓👩‍🎓
Alhamdulillah... Alhamdulillah...
Load More Follow on Instagram

Arsip Blog

Posting Terakhir

  • Ogi, Amtenar Aktivis
  • Uji Bebas Covid-19
  • Nyetir Sendiri Keliling Eropa (4): Bebas Ngebut di Jerman, Taat Speed Limit di Prancis dan Belanda
  • Nyetir Sendiri Keliling Eropa (3): Semua Urusan Dikelola Mesin, Bisa Curang Tapi Tetap Patuh
  • Nyetir Sendiri Keliling Eropa (2): Sewa Mobilnya Murah, tapi Parkir Mahal dan Susah
  • Nyetir Sendiri Keliling Eropa (1): Bebas Pilih Destinasi, Biaya hanya Seperempat Paket Wisata
©2023 WINDEDE.com | Design: Newspaperly WordPress Theme