Lagi-lagi wakil rakyat ribut dengan urusannya sendiri. Kali ini urusan pelesiran ke luar negeri. Begitu menghebohkan sampai-sampai ada anggota DPR yang harus dipecat dari kepengurusan partai dan di-recall dari keanggotaan di dewan.
Pelesir kali ini dilabeli kunjungan kerja Badan Urusan Rumah Tangga (BURT), diikuti 15 orang anggota DPR RI plus sejumlah pendamping (istri, atau pacar? entahlah…) dan staf ahli. Negeri tujuan adalah Mesir. Menghabiskan anggaran total USD 76.170, atau lebih kurang Rp749,5 jeti. Setiap orang diperkirakan menyedot duit negara US$4.295 untuk jalan-jalan ini, dengan rincian biaya tiket pergi-pulang US$2.735 per orang serta uang saku US$195 per orang per hari.
Yang jadi soal banyak. Pertama, agenda kunjungan kerja itu simpang siur. Ada versi menyebut bahwa ini sekadar silaturahmi ke parlemen Mesir. Jadi masalah karena belakangan diketahui parlemen Mesir belum dilantik. Di parlemen Mesir juga tidak dikenal lembaga seperti BURT, sehingga Mesir adalah tempat yang keliru untuk belajar legislatif! Di tengah kesimpangsiuran tersebut beredar kabar lain; sebenarnya wakil rakyat ke Mesir untuk studi banding soal undang-undang perjudian. Hayah! Maka heboh pun bertambah.
Soal kedua, anggaran yang dikeluarkan untuk pelesiran ini kelewat gede, terutama bila diukur dari urgensi dan faedahnya. Duit Rp749,5 jeti itu setara dengan dana Subsidi Langsung Tunai (SLT) BBM untuk 7.495 rakyat miskin dalam satu bulan! Bayangkan, dana yang mestinya bisa dipakai untuk 7.495 rakyat miskin dalam satu bulan itu dihabiskan oleh 15 cecunguk wakil rakyat dalam waktu tak sampai sepekan; untuk urusan yang tak jelas pula apa manfaatnya untuk Indonesia!
Tapi dua soal di atas sebenarnya tak seberapa bila dibandingkan dengan soal ketiga: tujuan 15 wakil rakyat ke luar negeri itu ternyata memang lebih untuk urusan pelesiran alias jalan-jalan. Sebab, pertemuan dengan parlemen Mesir berlangsung tak lebih dari 1 jam, itu pun hanya dengan pimpinan parlemen yang belum dilantik. Selebihnya? Mereka hura-hura dalam pesta jamuan makan malam di Kairo, tamasya ke objek wisata Piramida di Giza, jalan-jalan ke Museum Nasional Tahrir Square, menginap semalam di Iskandariyah, kota wisata tersohor di pesisir Laut Mediterania yang juga dikenal sebagai kota Alexandria. Yang tentu tak ketinggalan adalah ini; menghabiskan sangu shoping sepuasnya di pusat-pusat perbelanjaan. Rombongan juga sempat singgah ke kota dagang Dubai, Uni Emirat Arab lewat rute Doha, Qatar, untuk jalan-jalan (lagi) dan belanja (lagi).
Kritik dan kecaman berhamburan sebelum rombongan pulang. Setiba di Indonesia semua kocar-kacir menyelamatkan diri. Ada yang bikin jumpa pers memberi klarifikasi, ada pula yang bersembunyi sambil berharap dalam beberapa hari ke depan soal ini reda dan masyarakat kembali lupa.
Wajah wakil rakyat kita semakin bopeng saja. Periksalah, urat malu mereka pun sudah tak ada! Ke mana-mana bermobil dinas, dengan muka yang bikin muak, perut buncit kekenyangan, bersepatu mengkilap juga jas dan dasi (yang semua dibiayai negara), masih saja orang-orang munafik itu bersikap seolah segala hidupnya untuk rakyat.
Andai saja kenal, saya akan minta kepada Nurdin M Top; daripada meledakkan tempat keramaian dan membunuh orang-orang tak berdosa, lebih baik bom saja gedung senayan pas anggota DPR sedang bersidang paripurna. Meskipun pasti tak semuanya mati, karena mereka terkenal pemalas dan suka bolos!
knapa mesir tidak membuat cendramata
yang membuat orang tertarik datang kesana untuk melihatnya??