Skip to content

WINDEDE.com

Menu
  • Home
  • Esai
  • Kontemplasi
  • Inspirasi
  • Perjalanan
  • Fotografi
  • Budaya
  • Politika
Menu

Membincang Senja (Lagi)

Posted on 16 November 2005

Senja paling menakjubkan bisa kita temukan di setiap pantai. Tentu saja yang menghadap arah matahari terbenam. Keluasan samudera dengan garis horison di kejauhan adalah titik nol di mana matahari akan terjatuh di cakrawala dalam posisi paling rendah. Air dari garis pantai sampai ke titik horison merupakan permadani emas yang terhampar, seakan memberi kita jalan untuk berlari mengejar matahari.

Senja di pantai adalah juga romantisme yang tak tertandingi. Orang berpasang-pasangan duduk di pasir putih mendendang lagu-lagu cinta dengan debur ombak sebagai iringan musik. Warna-warna ajaib datang silih berganti di langit dari atas kepala hingga ujung pandangan mata. Janji-janji terucapkan sekaligus menghambur – entah asli atau palsu… sebab semilir angin pantai memang sangat mudah membuat kata-kata menguap.

Begitu dahsyatnya senja, nelayan dan orang-orang pantai pun tak pernah bosan menikmati. Mereka memang baru melaut ketika gelap telah menyelimuti bumi. Tapi jala dan perahu telah ditongkrongi sejak petang belum menjelang. Duduk di sisi cadik; menghadap laut, dengan sebilah rokok di tangan, sambil sedikit melamun.

Nelayan-nelayan itu saya jumpai hampir di sepanjang Pantai Senggigi. Dalam suasana sunset, mereka duduk santai di perahu menyaksikan detik demi detik tenggelamnya matahari. Mungkin semacam ritual untuk hasil kerja yang lebih baik. Sesuatu yang mereka lakukan setiap hari.

Turis-turis membayar paket perjalanan yang mahal untuk berjumpa senja di pantai. Di keluasan samudera dan langit itu, mereka bergumam dalam hati; andai potongan-potongan senja bisa dibawa pulang, pastilah banyak pembelinya. Para pedagang senja tinggal mencari lokasi untuk membuat Pasar Senja – tanpa sedikit pun khawatir menyaingi pedagang di Pasar Pagi dan Pasar Malam.

Senja di pantai juga terasa lebih panjang. Mungkin karena langit menyentuh bumi tanpa halangan, sehingga senja menjadi tambah menarik bahkan ketika matahari sudah benar-benar tenggelam. Bias sinar dari balik horison menyeruak ke seluruh ruang langit yang juga tampak lebih lebar.

Hmm… senja memang menyimpan banyak cerita.

Like & Share

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

About

 

WinDede a.k.a Erwin D. Nugroho.

Anak kampung dari pelosok Kalimantan, bermukim dan beraktivitas di belantara Jakarta. Selain menulis dan memotret, jalan-jalan adalah kegemarannya yang lain.

My Book

My Youtube

https://youtu.be/zE0ioByYHhs

My Instagram

windede

The Cousins. Remake foto 12 tahun bocah-bocah dgn The Cousins. Remake foto 12 tahun bocah-bocah dgn sebagian sepupu Samarinda...
The Siblings (part 2). Ini remake foto 30 tahun la The Siblings (part 2). Ini remake foto 30 tahun lalu (1992). Panjang umur semuanya...
The Siblings (part 1). Remake foto kami kakak-bera The Siblings (part 1). Remake foto kami kakak-beradik 40 tahun lalu: 1982 (atas) dan 2023 (bawah). Alfatihah utk si kembar Shinta (foto atas, kedua dari kiri) yg telah berpulang lebih dulu.
Yg ini okelah buat avatar... 😇😁 Yg ini okelah buat avatar... 😇😁
Hahaha... Machine learning-nya si AI masih harus b Hahaha... Machine learning-nya si AI masih harus banyak belajar...
Lama gak posting. Sekali posting langsung ikut-iku Lama gak posting. Sekali posting langsung ikut-ikutan trend wkwkwk
Alhamdulillah... Alhamdulillah...
Sesekali, biar punya foto keluarga... 😎 Sesekali, biar punya foto keluarga... 😎
Udah lama gak foto bertiga... #fafiva Udah lama gak foto bertiga... #fafiva
Load More Follow on Instagram

Arsip Blog

Posting Terakhir

  • Ogi, Amtenar Aktivis
  • Uji Bebas Covid-19
  • Nyetir Sendiri Keliling Eropa (4): Bebas Ngebut di Jerman, Taat Speed Limit di Prancis dan Belanda
  • Nyetir Sendiri Keliling Eropa (3): Semua Urusan Dikelola Mesin, Bisa Curang Tapi Tetap Patuh
  • Nyetir Sendiri Keliling Eropa (2): Sewa Mobilnya Murah, tapi Parkir Mahal dan Susah
  • Nyetir Sendiri Keliling Eropa (1): Bebas Pilih Destinasi, Biaya hanya Seperempat Paket Wisata
©2023 WINDEDE.com | Design: Newspaperly WordPress Theme