Enam bulan yang lalu, Joy Tobing, adalah penyanyi biasa. Suka manggung dari kafe ke kafe, pernah juga dapat kesempatan menyanyi di luar negeri — namun tetap tidak terkenal. Hari ini, Joy sudah jadi idola baru, benar-benar idola dalam pengertian sesungguhnya. Pentas Indonesian Idol membuat Joy meroket sekejap mata, namanya beken sebeken-bekennya, lengkap dengan hadiah sebuah sedan Toyota Vios, rekaman album 150 ribu keping dan tiket menuju pertarungan internasional di pentas World Idol. Hampir dapat dipastikan masa depan Joy adalah menjadi penyanyi terkenal.
Padahal, 6 bulan yang lalu itu, bukan cuma Joy yang bukan idola. Indonesian Idol pun bukanlah acara idola. Waktu itu, masyarakat Indonesia sedang demam AFI (Akademi Fantasi Indoesiar), sehingga audisi-audisi Indonesian Idol yang disiarkan RCTI tenggelam oleh gegap-gempita AFI II yang memunculkan Tia asal Semarang sebagai jawara.
Ketika AFI II selesai dan dilanjutkan dengan AFI III, situasinya berbalik. AFI III nyaris tak dihiraukan orang, sebab perhatian beralih ke Indonesian Idol yang sedang sengit-sengitnya. Maka, bandingkan saja perhelatan dua ajang adu talenta malam Minggu kemarin; Grand Final Indonesian Idol yang dihadiri ribuan orang penonton di Istora Senayan, dan Konser Eliminasi AFI III yang sunyi-sepi di sebuah ballroom gedung biasa — (ini yang saya ngga tau persis, pokoknya ballroom deh hehehe).
Indonesian Idol maupun AFI sama-sama industri. Karena urusannya adalah dagang, maka hukum ekonomi sudah pasti terjadi. AFI boleh berkibar — karena sempat curi start, tapi Indonesian Idol juga punya pasar yang belakangan merebut pasar AFI. Ini kembali membuktikan bahwa fanatisme pasar tidak pernah permanen. Orang bisa fanatik terhadap sebuah produk, namun bisa cepat berbalik ketika melihat produk lain yang lebih baik — atau juga mulai bosan dengan produk yang sebelumnya.
Indonesian Idol akan terus berlanjut dengan episode berikutnya. AFI pun seperti itu juga. Acara-acara lain yang serupa terus memenuhi tabung kaca televisi di rumah-rumah kita. Ada Kontes Dangdut Indonesia (KDI) di TPI, Indonesian Star di Metro TV, Indonesian Model di Indosiar, Cantik Indonesia di Trans TV, dan macam-macam lagi. Popularitas terbukti bisa diperoleh dalam waktu sekejap berkat propaganda media. Begitu dahsyatnya.
Perlukah kita gelar Blog Idol? Saya kok yakin bakal banyak muncul idola baru di kalangan bloger… :p [ketik: blog spasi windede kirim ke 3977]
Wow that was odd. I just wrote an incredibly long comment but
after I clicked submit my comment didn’t appear.
Grrrr… well I’m not writing all that over again. Regardless,
just wanted to say wonderful blog!
Here is my web-site: oprocentowanie kredytu