Ah, Kere Kemplu. Siapa yang tidak kenal si tukang gombal ini?
Barusan, tengah malam menjelang dinihari tadi, saya ngobrol penuh gombal lagi dengan si mase yang misterius itu. Tentu hanya lewat kotak chat milik Yahoo! Messenger.
win_de_de: tidurnya biasa jam berapa om?
kere_kemplu: o ndak tentu bos. tergantung sela apa ndak, ngantuk apa ndak. skrng sy blm sempat makan malam. tapi duh… makanan pun mahal bos. oh kejamnya ibu kota!
win_de_de: 🙂
win_de_de: bukan kabar buruk untuk orang “kere”
kere_kemplu: kok malah senyum bos?
win_de_de: emang begitu kan
win_de_de: kabar buruk kalo sampean bilang berlimpah makanan
win_de_de: wong kere kok
kere_kemplu: memang bukan kabar buruk. tapi lagu lama yang hrs selalu dilantunkan.
Di saat sebagian orang berebut menjadi terkenal, ada juga manusia yang memilih jalan menjadi misterius. Pada perbincangan sebelumnya, Kere Kemplu memang mengaku beberapa kali berjumpa di alam nyata dengan sejumlah teman bloger. Artinya, ia tak selalu memakai topeng. Entah, soal ini dia serius atau sedang gombal.
Dasar raja gombal, diajak ngobrol apa pun dia selalu merendah. Seolah dia bukan apa-apa. Padahal, komunitas blog tahu dia sangat “apa-apa”. Khas orang-orang hebat, bijak, pandai dan cendikia… wuih… dia pasti marah kalau dipuji begini. Katanya, pujian itu seperti ngeledek.
Banyak orang hebat tak mau ketahuan kalau dia hebat. Seperti juga si kaya yang tampil sederhana supaya tak terkesan gagah-gagahan. Makin tinggi ilmu semakin merendah biasanya. Seperti filosofi padi merunduk. Justru yang ilmunya setengah-setengah sering sok jagoan.
Gitu deh, sekadar catatan ringan angin-anginan (mengutip slogan si gombal). Mudah-mudahan posting saya kali ini tidak terasa ngegombal… karena cukup mase saja pemilik alam gombal…