Pasca Bom Kuningan, sejumlah negara ramai-ramai bikin travel warning kepada warganya: hati-hati melakukan perjalanan ke Indonesia, karena Indonesia tidak lebih aman dari Iraq atau Palestina.
Untungnya (selain egoisme itu) saya masih berpikir objektif juga; betapa pun, republik ini sudah tidak bisa lepas dari tangan asing. Kita tak mungkin menolak orang berkunjung ke Indonesia, baik untuk urusan berwisata maupun karena mereka memang harus datang. Sebab faktanya, aset-aset bangsa memang sudah dipegang tangan asing. Bahkan nasib bangsa makmur gemah ripah loh jinawi ini juga di tangan asing pula — yang bak rentenir, mengikat kita lewat kucuran utang-utang itu.
Makanya, meskipun melarang warganya berkunjung, tangan-tangan asing sesungguhnya tetap menanam cakar mereka di Indonesia. Mereka hunjam terus cakar itu hingga kita tak sadar lagi sudah berada di dalam cengkeramannya. Dan pemerintah kita cuma bisa manggut-manggut ketika ada pemerintah negara asing bikin travel warning — seolah Indonesia adalah negeri penuh wabah penyakit yang harus dihindari. Mereka bilang negeri ini tak layak dikunjungi. Padahal mereka mengeruk banyak keuntungan jauh dari apa yang pernah orang Indonesia keruk. Betapa kita terus dibuat terhina!
Kita merindukan sebuah kebanggaan menjadi anak bangsa ini.
Great story once again. Thanks a lot=)